HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi menegaskan bahwa gencatan senjata di Palestina harus benar-benar dilakukan, sudah lebih dari 40 ribu orang di Gaza menjadi korban kekejaman.
Hal itu disampaikannya saat memimpin pertemuan para Menlu ASEAN dan Amerika Serikat (AS), Antony Blinken yang berlangsung di Vientiane, Laos, pada Sabtu (27/7) kemarin.
“Saat kita bicara di sini, lebih dari 40 ribu orang dibunuh. Gencatan senjata harus segera dilakukan untuk hentikan kekejaman ini,” kata Retno dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (27/7).
Dalam kesempatan yang sama, Menlu Retno menekankan, bahwa kemitraan ASEAN dan AS harus berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dan stabilitas dunia.
Oleh sebab itu, lanjutnya, hukum internasional harus ditegakkan dimana pun itu, baik di Ukraina, di Laut China Selatan dan tentunya di Palestina.
Sementara dalam pernyataan nasionalnya, Menlu Retno menyampaikan dua hal. Pertama, Amerika Serikat sebagai mitra untuk perdamaian penting untuk menghormati hukum internasional.
“Sebagai mitra, penting bagi kita untuk menghormati hukum internasional. Menciptakan budaya dialog juga penting,” katanya.
Karenanya, Indonesia menyambut baik komitmen AS untuk melanjutkan dialog dengan RRT. Selain itu, sentralitas ASEAN juga harus terefleksi dalam berbagai kerja sama antara ASEAN dan AS.
Kedua, Amerika Serikat sebagai mitra untuk pertumbuhan negara-negara di kawasan ASEAN. Ia pun menyampaikan pentingnya negara-negara ASEAN meningkatkan kapasitas industrinya, termasuk untuk sektor mineral kritis.
“Terkait ini, Indonesia berharap AS sebagai negara anggota dari Minerals Security Partnership untuk berkontribusi membantu negara-negara di kawasan untuk bisa memenuhi standar ESG (Environmental, Social and Governance) untuk mineral,” ujar Menlu.
Terakhir, Retno menyampaikan bahwa kemitraan ASEAN dan AS harus menjadi faktor utama dan penentu dalam menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang stabil dan menguntungkan bagi semua pihak.