RST Dompet Dhuafa Ajak Elemen Perangkat Kesehatan Berkolaborasi Entaskan TBC
HOLOPIS.COM, JAKARTA - Sebagai bentuk penguatan jejaring eksternal guna meningkatkan temuan kasus dan tatalaksana TBC, RS Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa mengajak seluruh Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mengikuti sosialisasi program mendukung eliminasi TBC 2030.
Direktur Utama RST, Muhamad Zakaria mengatakan bahwa program pengentasan TBC ini sejalan dengan apa yang sudah dilakukan Dompet Dhuafa, yakni promotif, preventif dan kuratif. Ia pun mengajak seluruh stekholder untuk memperkuat ekosistem kesehatan, khususnya dalam penanggulangan TBC.
"Memang dinamika di lapangan berbeda tapi dengan penguatan dan sosialisasi kembali meningkatkan indikator program TB di Dinas Kesehatan," ucapnya, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Holopis.com di Jakarta, Selasa (23/7).
Sementara itu, Teknikal Officer Dompet Dhuafa, Yeni Purnamasari menambahkan bahwa RST sejak bulan Juni 2024 telah menjalin kerjasama dengan program Mentari TB MPKU Muhammadiyah bersama USAID.
Program tersebut, kata dia, merupakan program bertaraf nasional yang nantinya akan disosialisasikan kepada seluruh kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.
"Ini merupakan program nasional menjadi prioritas di Indonesia, kami Dompet Dhuafa mendukung program pemerintah," ujar Yeni.
Adapun terdapat 4 pilar dalam program pengentasan TBC ini, pilar pertama difokuskan pada penemuan kasus melalui skiring di IGD dan Rajal, kedua penegakan diagnosis yang menbutuhkan rujukan ke lab TCM.
Pilar selanjutnya yakni melakukan pengobatan dan mendampingan secara menyeluruh. Pilar terakhir adalah meningkatkan angka kesembuhan kasus TBC.
Yeni menuturkan, bahwa upaya yang dilakukan RS perlu berkesinambungan dalam mendukung program pemerintah dalam hal rujukan dan ketersediaan logistik juga peran dari komunitas dan puskesmas.
"Kuncinya adalah terpadu, terintegrasi, kolaborasi untuk menemukan, penyembuhkan dan mengobati pasien TBC," tandas Yeni.
Sementara menurut Aan Setiawan selaku wakil asesor TB Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mengatakan, program pengentasan TBC di Kabupaten Bogor menjadi tantangan sendiri karena jumlah penduduk yang terbilang banyak.
Saat ini, terdapat 141 Puskesmas, 6 RS Pemerintah, 25 RS Swasta, 103 klinik yang sudah melakukan MOU program pengentasan TBC. Namun dari semuanya, baru ada 5 RS dan 21 Puskesmas yang memiliki TCM.
Terkait temuan kasus TBC, Aan menuturkan bahwa penemuan terduga TBC di tahun 2024 sampai bulan Juni sebesar 39.543 orang. Sedangkan penemuan kasus TBC sampai Juni tahun 2024 sebesar 12.708.
"Intinya terjadi peningkatan setiap tahunnya, dan yang ditemui adalah kasus TBC Resisten obat primer. Ini yang berbahaya," tegasnya.
Khusus untuk kasus TBC anak di tahun 2022 ke tahun 2023 terjadi kenaikan peningkatan kasus, dari 4002 orang menjadi 4545 orang. Dan di Juni tahun 2024, ada di angka 1789 orang.
"Sementara untuk angka keberhasilan penyembuhan di pertengahan tahun 2024 baru di angka 71 persen," tutupnya.