HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hari Tanpa TV diperingati setiap tanggal 23 Juli, yang digagas oleh Koalisi Nasional Yayasan Pendidikan Media Anak (YPMA) dan ditetapkan pada tahun 2008.
Dalam pelaksanaannya, YPMA mengajak masyarakat untuk mematikan TV selama sehari penuh. Sementara itu, dikutip Holopis.com, Selasa (23/7) dari laman FISIP Universitas Al Azhar Indonesia, Hari Tanpa TV dimaksudkan untuk menekan sikap kritis keluarga dan anak-anak ketika menonton televisi.
Sebagaimana diketahui, TV sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang dipergunakan untuk media publik yang menyajikan tentang informasi, pendidikan dan hiburan.
Sayangnya, TV juga memiliki dampak negatif terutama pada anak atau remaja akibat banyaknya tayangan yang tidak sesuai usia mereka seperti kekerasan, dialog vulgar, serta gaya hidup bebas
Dalam sebuah penelitian, menunjukkan muatan negatif pada televisi bisa memengaruhi perkembangan fisik dan mental anak atau remaja. Kecanduan televisi juga menyebabkan penyimpangan perilaku hingga gangguan penglihatan dan pendengaran.
Untuk meminimalisir dampak tersebut, bisa dilakukan dengan mematikan TV secara perlahan agar tidak ketergantungan. Kegiatan itu sekaligus memperkenalkan aturan tentang penggunaan media televisi, seperti tayangan yang layak ditonton dan waktu yang tepat untuk mengakses TV.
Untuk merayakan Hari Tanpa TV, Sobat Holopis bisa melakukan kegiatan seperti berikut ini :
- Berbincang dengan orang terdekat
- Berdonasi
- Bermain game
- Makan bersama keluarga
- Membaca buku
- Membersihkan rumah
- Olahraga
- Pergi jalan-jalan
- Tidur