HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menekankan pentingnya mengantisipasi bencana secara efektif dan berkesinambungan. Hal itu guna mencegah dan meminimalisir kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana.
Apalagi, kata Airlangga, Indonesia merupakan salah satu negara di kawasan Asia Pasifik yang rentan terhadap bencana, khususnya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan bencana geologi seperti gempa bumi hingga gunung meletus.
Hal ini pun disampaikan Airlangga saat memberikan arahan dalam Apel dan Simulasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Sumatera Selatan, Sabtu (20/7).
“Langkah-langkah pencegahan terhadap bencana harus terus dilakukan secara efektif untuk dapat menjaga keselamatan masyarakat serta meminimalisir dampak yang merugikan bagi laju pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Airlangga, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (21/7).
“Dengan upaya pencegahan dan deteksi dini terhadap Karhutla, diharapkan dapat mempermudah pengendalian dan memperkecil potensi kerugian,” sambungnya.
Airlangga lantas menyinggung, khusus Provinsi Sumatera Selatan yang termasuk daerah yang rentan terdampak bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Menurut Airlangga, kondisi geografis Sumatera Selatan rentan terkena bencana alam yang berasal dari kekeringan dan kebakaran hutan, terutama di kawasan lahan gambut yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi di berbagai sektor.
Pada tahun 2022 silam, Provinsi Sumatera Selatan pernah mengalami karhutla, dimana bencana itu menimbulkan kerugian ekonomi mencapai Rp 42,7 miliar. Dari angka tersebut, kerugian terbesar terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan kerugian mencapai Rp 11,4 miliar.
“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo mengenai pengendalian Karhutla, termasuk dengan memanfaatkan artificial intelligence (AI) dan penerapan Business Continuity Management System (BCMS),” ungkap dia.