HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Pemuda Tani Indonesia Suroyo mengatakan, bahwa jagung merupakan jenis tanaman unggulan dan termasuk komoditas yang potensial untuk dilakukan hilirisasi dan industrialisasi. Sebab, tata kelola jagung mempengaruhi kesejahteraan kedua subjek soko guru bangsa, yakni petani dan peternak.
Hal ini disampaikan Suroyo dalam dialog yang mengangkat tema tentang “Hilirisasi dan Industrialisasi Jagung sebagai Solusi Peningkatan Kesejahteraan Petani”.
“Sebagaimana yang telah dijalankan Pemerintah saat ini, hilirisasi dan industrialisasi jagung akan terus ditingkatkan dan dilanjutkan pemerintahan yang akan datang,” kata Suroyo dalam keterangan persnya yang diterima Holopis.com hari ini, Sabtu (20/7).
Suroyo menyampaikan bahwa Jagung menjadi salah satu instrumen utama untuk mewujudkan swasembada pangan sebagaimana arahan dan visi utama Presiden Republik Indonesia terpilih Bapak Prabowo Subianto.
“Pak Prabowo akan melanjutkan dan menyempurnakan program kawasan sentra produksi pangan atau food estate, terutama untuk padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu. Ditargetkan minimal 4 juta hektar tambahan luas panen tanaman tercapai sampai tahun 2029 mendatang”, ujarnya.
Menurut Suroyo, swasembada pangan yang akan diwujudkan pemerintahan yang akan datang di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran melalui cetak sawah dan peningkatan produktivitas lahan pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah, dan nasional.
“Peningkatan produktivitas lahan pertanian melalui berbagai program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan. Kedua program tersebut dilakukan di level desa, kecamatan, kabupaten/kota, dan nasional secara lebih efektif, terintegrasi, dan berkelanjutan dengan komoditas padi, jagung, kedelai, singkong, tebu, sagu, dan sukun”, pungkasnya.
Senada dengan itu, Adi Widiharto Sekretaris Jenderal Masyarakat Perbenihan dan Pembibitan Indonesia (MPPI) sebagai narasumber menekankan pentingnya pendekatan segmentasi usaha jagung yakni skala kecil dan skala besar.
“Swasembada Jagung didukung dengan hilirisasi dan industrialisasi, berdasarkan pohon industri jagung ada lebih dari 35 produk yang bisa diturunkan. Turunan produk berasal dari buah, daun, batang, hingga akar jagung “, tuturnya
Menyongsong hilirisasi dan industrialisasi jagung harus dilandasi kesiapan Sumberdaya Manusia. Menurut M. Baidowi Wakil Sekretaris Jenderal Pemuda Tani Indonesia, menumbuhankembangkan kelembagaan petani menjadi faktor kunci.
“Kolaborasi antar pihak, pendidikan, dan pelatihan, kian mengokohkan potensi pemahaman pelaku jagung nasional untuk meningkatkan produksi dan meneruskan ke hilirisasi dan industrialisasi”, ungkap Baidowi
Suroyo meyakini bahwa swasembada pangan yang salah satunya ditopang oleh pertanian jagung akan terwujud dalam lima tahun ini, dengan diikuti hilirisasi dan industrialisasi, dan untuk kesejahteraan petani dan peternak.
Kegiatan ini dihadiri lebih dari 600 peserta dari jajaran kementerian pertanian, dinas pertanian, dinas ketahanan pangan, penyuluh, petani, peternak, pengusaha, koperasi, Pemuda Tani dan stakeholder jagung di seluruh Indonesia.