Kajian Ustadz Hanan Attaki di Karawang Tuai Kritik 

HOLOPIS.COM, KARAWANG – Nama Ustadz Hanan Attaki selalu menjadi sorotan publik. Meski tersohor sebagai da’i di kalangan muda, Hanan Attaki pernah beberapa kali ditolak untuk ceramah di sejumlah daerah seperti Jember, Gresik, hingga Pamekasan, Jawa Timur. Bahkan, mereka yang menolak Hanan Attaki dari kalangan nahdliyin (warga jamaah nahdlatul ulama -red). 

Sabtu malam (13/07), acara kajian yang dibawakan oleh Ustad Hanan Attaki di Hotel Resinda, Karawang, kembali mendapat sorotan. Kali ini datang dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Arya Mandalika.

Perwakilan LBH Arya Mandalika, April, mengungkapkan terkait pelaksanaan acara yang dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam. 

“Awalnya sangat mengapresiasi kajian ini, karena membuka wawasan bagi umat Muslim. Namun, setelah kami melihat langsung, sangat miris karena pelaksanaannya jauh dari syariat,” ujar April kepada Holopis.com, Minggu (14/07).

Lebih lanjut April memaparkan, peserta yang hadir antara laki-laki dan perempuan di acara tersebut sangat berdekatan tanpa ada pembatas, sehingga berpotensi menimbulkan niat yang salah.

April juga menyoroti teknis pelaksanaan shalat yang dinilai kurang baik. “Saat shalat, ikhwan dan akhwat sangat berdekatan, entah kesalahan dari panitia atau pihak Hotel,” ucapnya.

Yang paling menyita perhatian dikatakan April adalah tempat wudhu yang dicampur antara laki-laki dan perempuan. 

“Ini sangat tidak sesuai, terlebih acara ini adalah acara berbayar. Seharusnya panitia dan manajemen hotel lebih siap,” tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Panitia, Afrian, menjelaskan bahwa ada kesalahpahaman antara panitia dan peserta. 

“Saya baru mendapatkan informasi saat waktu Maghrib. Kami sudah mengumumkan di grup bahwa anak di bawah 7 tahun tidak diperkenankan mengikuti acara ini sesuai aturan kami,” kata Afrian.

Afrian juga menambahkan bahwa pihaknya sudah berusaha memisahkan laki-laki dan perempuan dengan menggunakan tali pembatas (queue line) serta menyediakan tempat wudhu terpisah. 

“Acara ini berbayar Rp130 ribu per peserta, tanpa sponsor dan mandiri. Harapan kami, masukan dari LBH Arya Mandalika bisa kami terima untuk perbaikan ke depannya,” jelasnya.

Meskipun terjadi beberapa insiden, Afrian mengapresiasi antusiasme warga Karawang yang tinggi. 

“Hari ini, 1.000 orang peserta ikut serta dalam acara ini. Ternyata antusiasme warga Karawang luar biasa,” pungkasnya.

Ruang Mula

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Parade Pencak Silat Karawang: Regenerasi Budaya di Tengah Arus Teknologi

Parade pencak silat bertajuk "Tanah Pangkal Perjuangan" sukses digelar di Sekretariat Keluarga Pencak Silat Nusantara (KPSN), Dusun Rengas, Desa Karyabakti, Kecamatan Batujaya, Karawang, Jawa Barat.

Ziarah ke Makam Adipati Singaperbangsa, Acep-Gina Janjikan Revitalisasi Situs Sejarah di Karawang

Dalam rangka memperingati Hari Jadi Karawang yang ke-391, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Karawang, Acep Jamhuri dan Gina Fadlia Swara, melakukan ziarah ke makam Adipati Singaperbangsa di Desa Manggung Jaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang.

Sidang Karawang : Penyidik Polda Metro Periksa Kusumayati Sesuai SOP

HOLOPIS.COM, KARAWANG – Sidang lanjutan kasus dugaan pemalsuan tanda...
Prabowo Gibran 2024 - 2029

Berita Terbaru