Holopis.com HOLOPIS.COM, PADANG – Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy memberi dukungan terhadap Musyawarah Nasional ke-10 Forum Zakat pada “Long March untuk Palestina” pada hari Minggu, 14 Juli 2024. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari Pra Munas sebagai simbolis dukungan kemanusiaan untuk Palestina.

Pada pelepasan Long March untuk Palestina, Wakil Gubernur menyampaikan pentingnya menyalurkan zakat sebagai kewajiban untuk kebermanfaatan umat. Salah satu penyalurannya untuk mendukung kemanusiaan di Palestina.

“Kami dari Pemerintah Provinsi bersama lembaga-lembaga zakat yang ada di Indonesia, utamanya di Sumatera Barat terus mendorong agar masyarakat lebih terbuka, lebih melihat, dan menyalurkan sebagian hartanya di jalan Allah untuk membantu umat,” ucap Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy, saat memberikan sambutan pada Minggu (14/7) seperti dikutip Holopis.com.

Kemudian, ia juga menekankan tentang kewajiban zakat yang memiliki manfaat untuk masyarakat luas hingga dukungan kemanusiaan di Palestina.

“Kita tahu yang terjadi di Palestina adalah pembantaian umat dan bahkan lebih kejam dari Hitler maupun pembantaian sebelumnya dan tanpa henti. Sekecil apa pun kontribusi yang kita upayakan, akan memberikan sedikit banyaknya bantuan untuk saudara-saudara kita di Palestina,” sambungnya.

Pra Munas Simbolis Dukungan Kemanusiaan

Dipilihnya tema “Jangan Berhenti Mendukung Palestina” pada rangkaian Pra Munas, menjadi simbolisasi dukungan kemanusiaan di Palestina.

Kehadiran lembaga zakat di tengah masyarakat bukan hanya mengentaskan kemiskinan. Tetapi juga membangun kolaborasi dalam menjawab permasalahan kemanusiaan global seperti di Palestina.

Melalui kegiatan long march yang dilepas oleh Wagub Sumbar, agenda ini dapat diikuti oleh masyarakat umum. Pada kesempatan yang sama, lembaga zakat yang tergabung dalam Forum Zakat wilayah Sumbar, turut mengajak penerima manfaatnya untuk ikut meramaikan.

Agenda long march kemudian dilanjutkan dengan sesi kajian bersama Ustaz Zaitun Rasmin, Ustazah Maimon, dan Erlangga Greschinov. Antusiasme masyarakat Sumbar terus meningkat saat kajian dimulai dengan gema semangat “birruh biddam nafdika ya Aqsha!”.