Sebab, NGFW berfungsi sebagai pertahanan garis depan, memblokir serangan sebelum mencapai jaringan internal. SIEM bertindak sebagai pusat kontrol yang memonitor dan menganalisis seluruh aktivitas jaringan, sementara DLP memastikan bahwa data sensitif tetap terlindungi dan tidak bocor.
“Menggunakan NGFW, SIEM, dan DLP secara terintegrasi memberikan perlindungan yang komprehensif terhadap berbagai ancaman siber,” tuturnya.
Selain itu, menjalankan keamanan data dengan mematuhi protokol dan regulasi yang baik juga akan memberikan nilai tambah yang baik dalam menjalankan praktik keamanan data tersebut. Apalagi kata Syam, banyak industri diatur oleh regulasi yang ketat mengenai keamanan data, seperti ; GDPR di Eropa atau HIPAA di Amerika Serikat.
“Mengadopsi teknologi seperti NGFW, SIEM, dan DLP membantu organisasi memenuhi persyaratan ini dan menghindari sanksi yang bisa berdampak finansial dan reputasi. Teknologi ini juga memungkinkan audit yang lebih mudah dan transparansi dalam manajemen keamanan siber,” tandasnya.
Lebih lanjut, Syam Basrijal juga mengatakan bahwa semua orang memang harus peduli dengan keamanan data mereka, khususnya instansi pemerintah yang memiliki aspek pelayanan publik.
Sebab, kebocoran data atau insiden keamanan dapat merusak reputasi perusahaan dan mengurangi kepercayaan pelanggan. Dengan investasi dalam teknologi keamanan yang canggih, organisasi dapat menunjukkan komitmen mereka terhadap perlindungan data dan privasi pelanggan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan loyalitas dan kepercayaan.
“Mengadopsi pendekatan proaktif terhadap keamanan siber tidak hanya melindungi aset perusahaan tetapi juga memastikan kelangsungan bisnis di masa depan,” pungkas Syam Basrijal.