HOLOPIS.COM, JAKARTA – Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengatakan, bahwa fase pemulangan jemaah haji, hingga tanggal 26 Juni 2024 pukul 21.00 WAS, jumlah Jemaah haji dan petugas yang telah diterbangkan ke Tanah Air mencapai 36.835 orang. Mereka tergabung dalam 93 kelompok terbang.
Terkait dengan jadwal pemberangkatan jemaah haji untuk kembali ke tanah air, Widi menegaskan bahwa Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) pun telah mengimbau agar jemaah memprioritaskan ziarah Raudhah sebelum melakukan ziarah ke lokasi ziarah lainnya, seperti ke Masjid Kuba, Jabal Uhud, dan sebagainya.
“Utamakan ziarah ke Raudhah, karena jadwalnya sesuai tasreh yang telah diberikan Kementerian Haji dan Umrah Saudi, sehingga tidak bisa diulang. Kalau sudah terlewat, jemaah tidak punya kesempatan lagi,” kata Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta Timur, Kamis (27/6) seperti dikutip Holopis.com.
Widi juga menekankan bahwa PPIH Kemenag sudah menyiapkan segala hal yang diperlukan oleh para jemaah haji Indonesia untuk melaksanakan ziarah ke Raudhah tersebut.
“Petugas telah mengurus tasreh yang akan digunakan jemaah sebagai tiket masuk Raudhah,” sambungnya.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa kondisi hotel di Madinah berbeda dengan di Makkah. Kapasitas hotel di Madinah tidak sebanyak di Makkah. Yang mana untuk satu hotel di Makkah bisa menampung hingga 20 ribu jemaah, sementara hotel-hotel di Madinah memiliki kapasitas tampung untuk 1.500 orang saja.
“Kondisi tersebut perlu dipahami para jemaah, karena berdampak terhadap penempatan jemaah dan ada potensi kloter yang terpisah penempatannya,” ujarnya.
Selain kapasitas hotel, lanjut Widi, hotel di Madinah memiliki lobi yang lebih kecil serta jumlah lift yang terbatas. Karenanya, jemaah diimbau agar mengatur waktu turun dan naik lift usai salat di Masjid Nabawi.
“Selain itu, mengingat cuaca di Kota Madinah lebih panas dari Kota Makkah, jemaah agar melengkapi diri dengan alat pelindung diri seperti topi, kaca mata hitam dan semprotan air selagi bepergian atau ziarah,” ucapnya.
Bila ingin beribadah di Masjid Nabawi, ia menambahkan, jemaah agar mencatat dan mengingat nama dan nomor hotel. Memberi tahu dan mencatat nomor kontak PPIH di hotel.
“Tetap mengenakan identitas pengenal, terutama gelang jemaah, membawa paspor, visa dan identitas diri lainnya,” tuturnya.