Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Jawa Barat kembali menguasai Kejurnas FAJI DKI Jakarta 2024. Ini adalah hattrick Jawa Barat semenjak Kejurnas Lampung. Dari tiga kategori yang diperlombakan, yakni youth putra putri, junior putra putri, open putra putri, Jawa Barat mendominasi kekuatan di youth dan junior putra putri. Sementara tuan rumah DKI Jakarta menguasai kategori open putra dan putri.

Memainkan empat nomor perlombaan, sprint, H2H, slalom, dan down river (DRR), Jawa Barat keluar sebagai juara umum dengan membawa 4 medali emas untuk kategori youth putri, junior putra dan putri. Sementara untuk youth putra Jawa Barat meraih 3 emas dan 1 perunggu.

Untuk kategori open, putra DKI sukses naik podium tertinggi setelah menghasilkan medali 2 emas dan 1 perak. Sedangkan untuk putri DKI menempati posisi teratas keseluruhan usai membawa pulang 2 emas dan 2 perak.

Meskipun Jawa Barat dan DKI Jakarta masih mendominasi, tetapi daerah-daerah lain pun dinilai sudah mulai berkembang. Hal itu dilihat dari pemerataan medali yang diperoleh.

“Kalau melihat dari hasil Kejurnas ini, sekarang mungkin Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Timur sudah mulai merata kekuatannya menyaingi DKI. Itu bisa dilihat dari perolehan medali. Ini artinya, regenerasi dan kegiatan di masing-masing provinsi sudah berjalan,” kata Manajer Jawa Barat, Hendrawan, sebagaimana rilis yang diterima Holopis.com.

“Ini mungkin mereka terpacu juga dengan banyaknya multieven yang diselenggarakan provinsinya, karena sekarang beberapa provinsi sudah memainkan arung jeram ini di Porprov (Pekan Olahraga Provinsi) mereka. Dari 2018 dimulai dari Jawa Barat, merembet ke Sumatera Barat dan lainnya,” tambahnya.

Melihat perolehan medali, Aceh sukses membawa pulang 4 perunggu di kategori open men. Lalu Sumatera Selatan sukses jadi bayang-bayang Jawa Barat di kategori youth putra dan putri setelah menghasilkan total medali 3 perak dan 2 perunggu. Sementara Jawa Timur menjadi pesaing kuat untuk Jawa Barat dan DKI Jakarta, di kategori open putri, serta junior putra putri.

Kunci kesuksesan Jawa Barat dalam mempertahankan prestasinya dalam tiga Kejurnas ini tidak lain, menurut Hendrawan karena regenerasi yang dipersiapkan secara berkesinambungan. Ditambah dengan konsistensi Pengcab-pengcab di dalam menggelar kompetisi.

“Resepnya, latihan rutin dan konsistensi terus di tiap-tiap Pengcab melakukan pembinaan. Ini artinya, harus ada kompetisi yang dikejar. Jawa Barat sendiri melakukan renegerasi dari youth, junior, ke open secara berkesinambungan agar tidak terputus. Menyiapkan berlapis-lapis atlet dari masing-masing divisi,” ucapnya.

Kejurnas FAJI ke-16 yang digelar di Sungai Ciliwung, 24-26 Juni ini memang tidak diikuti oleh seluruh provinsi. Namun, dari mereka yang ikut serta, sebagian diperkuat oleh atlet-atlet yang nantinya akan turun di Pekan Olahraga Nasional (PON). Meskipun sedikit, tetapi hampir semua mengakui jika peta kekuatan dan persaingan di PON nanti sudah mulai kelihatan di Kejurnas ini.

Dalam sambutan penutupan Kejurnas di Lapangan Voli RT8/RW 1 Jagakarsa, Srengseh Sawah, Ketua Umum PB FAJI Mayjen TNI Mar (Purn) Saud F. Tambatua mengatakan bahwa hasil Kejurnas ini adalah gambaran dari kegiatan bina prestasi dari masing-masing provinsi, dan setelah setahun absen, Kejurnas ini tentu menjadi kegiatan yang paling ditunggu-tunggu oleh daerah, terutama DKI Jakarta sebagai tuan rumah.

“Selamat untuk pemenang, semoga hasil Kejurnas ini bisa memacu semangat berprestasi agar bisa terus berprestasi naik level ke tingkat internasional. Buat yang belum mendapatkan medali, jangan patah semangat. Dipacu lagi semangatnya untuk tampil lebih baik di Kejurnas berikutnya,” katanya.

Pihaknya pun mengapresiasi dan berterima kasih kepada masyarakat Srengseng Sawah, Jagakarsa yang telah berperan serta menyukseskan acara Kejurnas ini. Terima kasih juga disampaikan kepada wasit juri serta para pendukung lainnya, terutama dinas olahraga serta pemerintah daerah DKI Jakarta.

“Pesan saya, peran pemangku kepentingan terkait dengan Sunga Ciliwung agar lebih proaktif lagi untuk membersihkan lokasi perlombaan. Meskipun sudah layak, tetapi kurang bersih dan rapi selayaknya sungai yang dipergunakan. Sehingga pemangku kepentingan bisa lebih memelihara dan menjaga sungai sebagai bagian dari kehidupan dan tentu lokasi pertandingan. Salam olahraga,” imbuh Ketua Umum.