HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengungkapkan kekhawatirannya melihat kondisi Lebanon saat ini. Ketegangan antara kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon dan Israel akan membuat Lebanon bernasib sama seperti Palestina.
“Satu tindakan gegabah, satu kesalahan perhitungan, dapat memicu bencana yang melampaui batas negara, dan sejujurnya di luar imajinasi,” kata Antonio, dikutip Holopis.com, Sabtu (22/6).
Ia pun mengatakan bahwa masyarakat dunia jangan sampai membiarkan Lebanon menjadi seperti Gaza.
“Mari kita perjelas, masyarakat di kawasan ini dan masyarakat duni tidak bisa membiarkan Lebanon menjadi bagian Gaza,” lanjutnya.
Sebagai informasi, Hizbullah yang didukung Iran telah menembakkan roket ke Israel sebagai solidaritas dengan Palestina, yang merupakan negara sekutu mereka.
Karena itu, puluhan ribu orang harus meninggalkan kediaman mereka di Israel. Tekanan politik pun semakin meningkat, agar mereka melakukan tindakan yang lebih keras lagi.
Masyarakat Lebanon Ikut Tinggalkan Rumah Mereka
Sementara itu, masyarakat Lebanon juga ikut meninggalkan rumah mereka karena serangan balasan Israel di Lebanon Selatan.
Sekutu Lebanon, yakni Iran pun mengatakan bahwa kelompok Hizbullah memiliki kekuatan untuk melawan Israel.
Di saat Palestina banyak sekutu yang siap membantu mereka, Israel mulai mengecewakan sekutu mereka sendiri. Setelah lama menjadi sekutu yang saling mendukung satu sama lain dengan sangat setia, Amerika Serikat akhirnya mengaku bahwa mereka kecewa dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Pernyataan itu keluar setelah Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Menlu AS Antony Blinken menjanjikan pemerintahan Biden berupaya mencabut pembatasan pengiriman senjata ke Israel.
Namun ternyata, pernyataan itu dibantah oleh diplomat tinggi Amerika Serikat. AS juga tak menutup kekecewaan mereka terhadap Israel.
“Saya pikir kami telah menyampaikan dengan jelas kepada rekan-rekan Israel kami melalui berbagai cara, kekecewaan mendalam kami terhadap pernyataan yang diungkapkan dalam video itu dan kekhawatiran kami atas keakuratan pernyataan yang dibuat,” jelas Juru Bicara Keamanan Gedung Putih, John Kirby.