HOLOPIS.COM, JAKARTA – Setelah lama menjadi sekutu yang saling mendukung satu sama lain dengan sangat setia, Amerika Serikat akhirnya mengaku bahwa mereka kecewa dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Pernyataan itu keluar setelah Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Menlu AS Antony Blinken menjanjikan pemerintahan Biden berupaya mencabut pembatasan pengiriman senjata ke Israel.
Namun ternyata, pernyataan itu dibantah oleh diplomat tinggi Amerika Serikat. AS juga tak menutup kekecewaan mereka terhadap Israel.
“Saya pikir kami telah menyampaikan dengan jelas kepada rekan-rekan Israel kami melalui berbagai cara, kekecewaan mendalam kami terhadap pernyataan yang diungkapkan dalam video itu dan kekhawatiran kami atas keakuratan pernyataan yang dibuat,” jelas Juru Bicara Keamanan Gedung Putih, John Kirby, dikutip Holopis.com, Jum’at (21/6).
John mengatakan bahwa gagasan tentang AS berhenti membantu Israel memenuhi kebutuhan mereka juga tidaklah benar.
Sementara itu, Antony Blinken mengatakan bahwa pengiriman senjata, kecuali yang memiliki bom besar, tetap berjalan seperti biasa.
Mereka memercarai bahwa Israel menghadapi ancaman keamanan di luar Gaza, termasuk dari Hizbullah dan Iran.
Amerika Serikat Yakin Israel dan Palestina Bisa Damai
Sebagai sekutu paling setia Israel, Amerika Serikat sempat mengungkapkan bahwa mereka optimis bahwa gencatan senjata bisa dilakukan di Palestina.
Meskipun sejauh ini, usaha gencatan senjata dan kesepakatan pembebeasan sandera masih sangat sulit menemui jalan keluar.
“Amerika Serikat akan bekerja dengan mitra regional untuk mencapai kesepakatan,” kata Antony Blinken,.
Antony Blinken mengklaim bahwa Israel adalah pihak di balik rencana kesepakatan gencatan senjata.
Sementara itu menurut Israel, ada banyak yang harus diubah dari kesepakatan, apalagi Hamas masih menanggapi negatif soal usulan pembebasan sandera.