HOLOPIS.COM, JAKARTA – JIVA Animation curhat pembuatan anime di Jepang dan di Indonesia. Aswin Nur Cahya yang merupakan CEO dari JIVA Animation mengungkapkan, bahwa tahap-tahapan pembuatan anime di Jepang itu sangat berbeda dengan Indonesia.
“Sangat berbeda ya, sebagai step-stepnya juga berbeda, jadi di Jepang sama di Indonesia sendiri banyak yang berbeda, Malah sangat berbeda,” ungkap Aswin dalam event Indonesia Anime Con 2024 (INACON) di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (16/6), dikutip langsung Holopis.com.
Aswin dengan pengalamannya yang sudah tinggal di Jepang selama 6 tahun, dirinya mengatakan pengerjaan animasi di Jepang itu sangat detail di posisi mana pun. Bahkan, dirinya menjelaskan job sebagai kompositor di Jepang itu berbeda dengan Indonesia.
“Saya sendiri, mungkin pandangan orang terhadap animasi, tinggal gambar dan sebagainya. Di Jepang sendiri detailnya minta ampun, secara pengerjaannya di posisi mana pun,” kata Aswin.
“Salah satunya kompositor, mereka itu enggak cuman sekedar gabungin aja, tapi mereka juga menggerakkan tom animasi, terus menggerakkan kamera, terus mengatur volumtur dan lain sebagainya, jadi sangat berbeda,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu juga, Aswin membeberkan tentang perbedaan fairplay yang ada di Jepang dan di Indonesia.
Dirinya menerangkan bahwa orang Jepang tanpa harus komplikasi dengan sutradara dapat memahami alur cerita dalam animenya, hanya melalui timesheet.
“Kalau fairplaynya sendiri, dijepang tuh typenya masih manual, dan ada juga yang menggunakan timesheet, timesheet sendiri gak umum di Indonesia, sedangkan di Jepang itu sebagai hal yang umum, dan harus malahan, karena timesheet itu sendiri disetelahnya itu intruksi untuk ke semua orang, jadi orang tanpa komplikasi sama sutradara itu, kita bisa memahaminya lewat timesheet itu,” ujarnya.
“Semuanya pakai bahasa jepang,” jelasnya.
Di akhir, CEO JIVA Animation itu juga menjelaskan bahwa, kalau kerja di studio Jepang tentu harus bisa menguasai bahasa jepang, akan tetapi hal itu tidak perlu jika bekerja di beberapa studio yang ada di Indonesia.
“Kalau harus tinggal di Jepang, tentu harus bisa menggunakan bahasa jepang, tapi ada yang tipe, beberapa di studio Indonesia yang mengerjakan anime, jadi gaperlu harus bisa bahasa jepang, karena ada penerjemahnya,” tuturnya.
“Tapi kalau emang tujuannya kerja di Jepang, dan kerja di studio jepang, harus bisa bahasa jepang,” pungkasnya