Advertisement
Categories: Ragam

Buntut Wacana Bansos, Pemerintah Dinilai Lebih Peduli Nasib Korban Judol Ketimbang Guru

Advertisement

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wacana pemberian bantuan sosial (bansos) kepada korban judi online alias judol yang jatuh miskin banyak menuai sorotan dari berbagai kalangan masyarakat, karena dinilai kurang tepat.

Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menjadi salah satu pihaknya yang menyoroti adanya wacana yang dilontarkan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy tersebut.

Menurut Peneliti IDEAS, Muhammad Anwar, wacana tersebut tidak tepat untuk dilakukan pemerintah. Sebab, masih banyak guru di Indonesia termasuk guru honorer, yang menurutnya lebih layak mendapatkan bansos ketimbang para korban judi online.

“Langkah tersebut sangat tidak tepat, seharusnya yang layak mendapat Bansos tersebut adalah guru, terutama guru yang berstatus honorer,” kata Anwar dalam siaran pers, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (15/6).

Berdasarkan temuan survei IDEAS dan GREAT Edunesia pada Mei 2024, kata Anwar, sebanyak 63,2 persen guru di Indonesia mengaku tidak pernah mendapatkan bansos dalam bentuk apapun, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun lembaga sosial.

Sedangkan 36,8 persen guru lainnya mengaku menerima bansos, namun bukan dari pemerintah, melainkan dari Lembaga Amil Zakat sebesar 14,2 persen, Baznas 10,1 persen, Masjid 4,7 persen, dan lembaga lain sebesar 0,5 persen.

Dalam survei yang sama, Anwar mengatakan pihaknya juga menemukan sebanyak 42 persen guru masih memiliki penghasilan di bawah Rp2 juta per bulan dan 13 persen di antaranya berpenghasilan di bawah Rp500 ribu per bulan.

“Walaupun dalam kondisi kondisi kesejahteraan guru yang rendah, kami melihat tekad guru Indonesia sangat membanggakan. Ini terbaca dari 93,5 persen guru berkeinginan untuk tetap mengabdi dan memberikan ilmu sebagai guru hingga masa pensiun,” ujar Anwar.

Lebih lanjut, Anwar pun melihat wacana tersebut sebagai langkah pemerintah yang terbilang cukup ironis. Sebab ia menilai pemerintah lebih memperhatikan nasib para korban judi online, ketimbang nasib guru yang selama ini berupaya untuk mencerdaskan bangsa.

“Sangatlah ironis bila pemerintah lebih memperhatikan nasib korban judi online yang notabenenya karena ulah mereka sendiri daripada guru mengingat penghasilan guru jauh dari kata layak.” ucapnya.

Page: 1 2

Share
Published by
Khoirudin Ainun Najib

Recent Posts

Justin Baldoni Bantah Tudingan Pelecehan Seksual, Sebut Blake Lively Bersandiwara

Dunia perfilman Hollywood saat ini sedang dihebohkan dengan skandal yang melibatkan dua nama besar yaitu…

1 menit ago

Polisi Tangkap Sopir Ugal-ugalan di Pakuwon City Surabaya, Pengaruh Alkohol, Tes Narkoba Belum Keluar

JAWA TIMUR - Sebuah aksi sopir ugal-ugalan terjadi di kawasan jalan tembusan Pakuwon City pada…

16 menit ago

Mayor Teddy Jelaskan Erdogan Tak Walkout, Begini Kondisinya

JAKARTA - Kabar tentang Recep Tayyip Erdogan walkout saat Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto berbicara…

31 menit ago

Kecelakaan Mobil Minibus vs Kereta Pandhalungan di Jember, Tak Ada Korban Jiwa

JAKARTA - Sebuah mobil minibus merk Honda Mobilio berpelat nomor polisi P 1677 GI tersambar…

46 menit ago

PDIP Minta Presiden Prabowo Kaji Ulang Penarapan PPN 12 Persen Tahun Depan

JAKARTA - Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus mengatakan bahwa pihaknya tidak menolak kenaikan PPN 12…

1 jam ago

Kecelakaan di Malang Gegara Truk Tak Kuat Menanjak, 4 Orang Penumpang Bus Meninggal

JAWA TIMUR - Sebuah bus pariwisata Tirto Agung bernomor polisi S 7607 UW mengalami kecelakaan…

1 jam ago