HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, bahwa dunia saat ini tengah menuju pada ancaman neraka iklim, dimana suhu dunia akan mencapai rekor tertingginya.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2024 dan TPID Award yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta pada Jumat 14 Juni 2024.
Dalam kesempatan itu, menyinggung ihwal peringatan Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Antonio Guterres terkait kondisi iklim dunia, dimana suhu udara di 80 persen planet bumi akan menembus angka 1,5 derajat celcius.
Atas hal itu, Jokowi pun mewanti-wanti agar tetap berhati-hati dan tidak lengah dalam menghadapi ancaman neraka iklim tersebut.
“Hati-hati, tidak boleh lengah, tantangan ke depan. saya kira bapak ibu semuanya sudah mendengar warning dari Sekjen PBB bahwa dunia menuju pada neraka iklim, neraka iklim,” kata Jokowi dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Jumat (!4/6).
Menurut Jokowi, neraka iklim saat ini sudah mulai mendekati sebagian negara di kawasan Asia, termasuk Indonesia yang akhir-akhir mulai merasakan adanya gelombang panas.
“Hati-hati. Satu tahun terakhir ini kita rasakan betul adanya gelombang panas, periode terpanas. Di India bahkan sampe 50 derajat, di Myanmar 45,8 derajat, panas sekali,” ujarnya.
Jokowi lantas menyoroti dampak dari neraka iklim tersebut, utamanya adalah pangan. Menurutnya, dampak iklim yang mengarah pada permasalahan pangan merupakan hal yang perlu diwaspadai.
“Kalo orang panas mungkin bisa masuk ke rumah, berteduh, bisa. Tapi urusan pangan, hati-hati masalah ini,” tegas Jokowi mengingatkan.
Jokowi kemudian menyitir pernyataan World Health Organisation (WHO), yang menyebut adanya permasalahan kelaparan berat di tahun 2050, jika ihwal neraka iklim didiamkan begitu saja tanpa adanya upaya antisipasi.
Oleh sebab itu, ia mengatkan pemerintah telah melakukan upaya antisipasi dengan melakukan pompanisasi air lebih dari 20 ribu titik di setiap daerah, terutama pada area sawah yang bisa memproduksi beras.
“Ini yang harus direncanakan, diantisipasi sejak mulai sekarang. Karena diperkirakan 50 juta petani akan kekurangan air. Nggak ada air. Dan akan masuk pada tadi. kekurangan air,” tandas Jokowi.