HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sekumpulan bocil yang sedang makan di salah satu restoran ayam cepat saji membuat heboh netizen saat menyebut-nyebut anak Palestina. Sebagai informasi, salah satu restoran cepat saji ternama saat ini sedang diboikot banyak orang karena dugaan afiliasi mereka terhadap israel.
Namun beberapa bocil ini dengan asyik merekam momen mereka makan di restoran cepat saji tersebut sambil terkesan mengejek penderitaan masyarakat Palestina, khususnya anak-anak di sana. Video tersebut pun langsung menjadi viral.
“Daging anak Palestina,” kata salah satu bocil saat menunjuk menu sayap ayam restoran tersebut, dikutip Holopis.com, Selasa (11/6).
Kemudian bocil lainnya yang berpakaian warna merah menunjukkan saus sambal sebagai darah anak Palestina.
“Darah anak Palestina,” katanya.
Pernyataan itu pun langsung mengundang tawa teman-temannya yang lain sambil terus menikmati makanan. Netizen langsung emosi melihat unggahan tersebut. Ada yang mengatakan bahwa anak-anak tersebut adalah Yahudi kemasan kecil.
“Aduuhh Yahudi kemasan sachet,” kata @dandi_isk.
Ada pula yang mengingatkan anak-anak kecil tersebut bahwa bagaimana rasanya saat seseorang menderita tetapi tidak ada yang memperdulikan.
“Dek, tunggu sampai kalian sama keluarga merasakan pedih dan trauma luar biasa tak terlupakan sampai akhir hayat karena disakiti dilukai tapi tidak ada yang peduli dengan deritamu,” kata @ninaseptiani.
Pihak Sekolah Meminta Maaf
Akibatnya, pihak sekolah dari anak-anak tersebut pun meminta maaf atas sikap kurang bijak dari anak-anak murid mereka. Awalnya, SMPN 216 menjelaskan bahwa tidak semua yang ada dalam video adalah murid mereka.
Tetapi pemilik akun yang merupakan murid SMP tersebut sudah dipanggil beserta dengan orang tuanya.
“Kami dari pihak sekolah sudah memanggil yang bersangkutan beserta orang tuanya dan mendesak yang bersangkutan untuk membuat klarifikasi dan permintaan maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan,” kata pihak sekolah.
Mereka pun menekankan terus menjunjung tinggi toleransi dalam mendidik anak-anak murid di SMP tersebut.
“Kami pihak sekolah selalu mengajarkan dan menjunjung tinggi sikap toleransi,” tulis pernyataan tersebut.