Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Lembaga riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memproyeksi potensi ekonomi atas kegiatan kurban di Indonesia mencapai Rp 28,2 triliun. Angka itu didapat dari asumsi 2,16 juta pekurban.

“Dari 2,16 juta keluarga muslim berdaya beli tinggi yang berpotensi menjadi shahibul qurban,” kata Peneliti IDEAS, Tira Mutiara dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (8/6).

Proyeksi tersebut naik dari tahun lalu yang diestimasikan mencapai Rp24,5 triliun dari 2,08 juta orang pekurban. Dengan demikian, terdapat kenaikan sekitar 80 ribu pekurban di tahun ini.

Adapun kebutuhan hewan kurban terbesar pada tahun ini, kata Tira, adalah kambing-domba sekitar 1,21 juta ekor. Sedangkan sapi-kerbau sekitar 587 ribu ekor.

Dengan asumsi berat kambing-domba antara 20-80 kg dengan berat karkas 41 persen serta berat sapi-kerbau antara 250-750 kg dengan berat karkas 57 persen, maka potensi ekonomi kurban 2024 dari sekitar 1,79 juta hewan ternak ini setara dengan 117,2 ribu ton daging.

“Walaupun secara umum mengalami kenaikan, namun jika kita melihat data masyarakat muslim yang berpotensi menjadi pekurban kambing-domba dengan bobot 20-40 kg per ekor turun sekitar 7 persen dari 734 ribu menjadi 709 ribu pekurban,” ungkap Tira.

Menurut Tira, kondisi ekonomi saat ini dengan banyaknya fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan tingginya pengangguran menyebabkan pendapatan kelas menengah-bawah mengalami stagnansi bahkan penurunan signifikan.

Karena hal tersebut, kata dia, masyarakat yang mampu berkurban tahun lalu kemungkinan tidak mampu lagi untuk bekurban pada tahun ini.

“Secara kontradiktif kami menemukan adanya kenaikan pekurban sapi-kerbau dengan berat sekitar 750 kg per ekor, yang rata-rata berasal dari masyarakat kelas terkaya naik sekitar 21% dari 63,9 ribu menjadi 77,6 ribu pekurban,” tuturnya.

Tira menambahkan, fenomena turunnya pekurban masyarakat kelas menengah dan naiknya pekurban masyarakat kelas terkaya mencerminkan kesenjangan ekonomi yang semakin ekstrem di Indonesia.