HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia mendorong mahasiswa untuk terjun menjadi pengusaha. Hal ini agar dapat mempercepat pembangunan di daerah sehingga menciptakan pemerataan manfaat ekonomi.
“Menjadi pengusaha di sektor hilirisasi bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi baru. Supaya setelah selesai kuliah, ketika kalian kembali ke daerah asal, perekonomian di sana sudah berkembang. Jangan semua menumpuk di Jakarta, karena jika kita semua menumpuk di Jakarta, tidak akan terjadi keseimbangan,” kata Bahlil dikutip Holopis.com, dalam forum di Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama yang juga disiarkan Youtube Kementerian Investasi, Senin (3/6).
Menurutnya, jumlah pengusaha di Indonesia masih sedikit jika dibandingkan negara-negara lain. Untuk menjadi negara maju, setidaknya jumlah pengusaha harus mencapai dua digit dibanding total populasi.
“Peluang untuk menjadi pengusaha di bangsa ini masih sangat besar dibanding peluang menjadi PNS. jumlah pengusaha kita baru 3,6 persen, negara maju itu harus double digit, Singapura sudah 11 persen, Amerika Serikat sudah 14 persen, Thailand-Malaysia sudah 6-7 persen,” kata dia.
Bahlil menjelaskan bahwa untuk menjadi pengusaha sekarang tidak sulit karena pemerintah menyediakan modal untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) sebesar 25 juta rupiah melalui kredit tanpa agunan. Selain itu, izin usaha juga dapat diurus melalui Online Single Submission (OSS) atau Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
Ia juga menjanjikan akan memberikan bantuan modal usaha untuk para mahasiswa yang telah memiliki usaha.
Bahlil juga memberikan tips menjadi pengusaha kepada para mahasiswa. Menurutnya, pengusaha yang hebat itu adalah pengusaha yang memulai dari bawah, naik ke atas, jatuh, dan kemudian bisa bangkit lagi.
“Tips saya, yang pertama adalah kamu harus berpikir besar, harus punya ide, dan mau mengeksekusi ide itu. Jangan pernah berpikir mau jadi orang hebat kalau cara berpikir kalian kecil. Dan tidak ada orang hebat yang mengambil risiko kecil. Selalu itu, orang hebat itu berpikir besar, bertindak besar, dan mengambil risiko besar,” ucapnya.
Kedua, pengusaha juga dituntut untuk memiliki karakter, yaitu harus bisa membedakan antara pendapatan pribadi dan pendapatan perusahaan. Selain itu, pengusaha harus memiliki komitmen dan harus bersikap jujur.
“Bisnis itu trust, kepercayaan. Jadi, apa yang kamu telah komitmenkan dengan teman kamu, partner kamu, klien kamu, kamu harus pegang komitmen itu dan eksekusi,” tutupnya.