HOLOPIS.COM, JAKARTA – PT MRT Jakarta telah merampungkan investigasi insiden jatuhnya material besi dari alat konstruksi proyek yang digarap oleh PT Hutama Karya (Persero) sehingga menyebabkan berhentinya operasional MRT Jakarta, Kamis (30/5).
Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda), Ahmad Pratomo mengatakan, perusahaan telah melakukan assessment untuk menemukan penyebab insiden tersebut, supaya kejadian serupa tidak terulang pada waktu yang akan datang.
Berdasarkan hasil investigasi atas insiden kemarin oleh Tim MRT Jakarta, ditemukan
bahwa pada pukul 16.45 WIB terjadi benturan antara kereta dengan material besi yang jatuh tersebut sehingga mengakibatkan gangguan listrik di Stasiun Cipete Raya hingga Stasiun Bundaran HI. Masinis melaporkan bahwa diduga material besi jatuh di petak jalan antaran Stasiun Blok M BCA dan ASEAN dan menimpa kabel listrik.
“Setelah kejadian tersebut, pada 16.54 WIB, MRT Jakarta mengevakuasi seluruh penumpang yang ada di setiap stasiun dan kereta serta menginformasikan kepada publik terkait insiden tersebut. Pukul 17.05 WIB, tim pemeliharaan MRT Jakarta tiba di lokasi dan
melaksanakan prosedur pembersihan dan pemeriksaan dampak insiden terhadap sarana dan prasarana MRT Jakarta,” kata Ahmad dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (31/5).
Kemudian pukul 20.17 WIB, seluruh material besi telah berhasil dibersihkan dari lokasi
insiden. Selanjutnya, perbaikan terhadap kabel listrik aliran atas (overhead catenary system), ratangga (rolling stock) terdampak dilakukan. Selanjutnya, pada pukul 23.13 WIB, prosedur pemeriksaan dan pengujian aliran listrik dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh aliran listrik telah kembali berfungsi dengan baik. Pada pukul 23.46 WIB, seluruh pengujian terhadap sarana dan prasarana terdampak sudah dalam kondisi yang baik.
Selanjutnya, pada pukul 00.26 WIB, dilakukan uji coba perjalanan kereta untuk
mengetahui hasil perbaikan yang telah dilakukan. Hingga pukul 03.00 WIB, diputuskan bahwa MRT Jakarta dapat beroperasi sesuai dengan jadwal operasional normal.
“Meskipun area insiden telah steril dari material besi, sebagai bagian dari prosedur
keamanan dan keselamatan MRT Jakarta, kami harus melakukan serangkaian prosedur
pemeriksaan menyeluruh dan perbaikan terhadap sarana dan prasarana seperti kabel listrik
aliran atas, ratangga, dan rel. Proses ini memerlukan waktu agar aspek keselamatan dan
keamanan pelanggan yang menjadi prioritas MRT Jakarta, terpenuhi sebelum kami akhirnya kembali dapat mengoperasikan layanan MRT Jakarta,” tambahnya.
Menanggapi informasi yang beredar di masyarakat bahwa insiden terjadi akibat induksi
elektromagnetik, lanjut Ahmad Pratomo, itu merupakan respon terlalu dini dan masih perlu
dibuktikan lebih lanjut sebab berpotensi menimbulkan kegaduhan dan spekulasi yang tidak semestinya di masyarakat.
“Berdasarkan informasi dari tim kami di lapangan, struktur crane dibangun di area insiden tanpa adanya koordinasi terlebih dahulu dengan pihak MRT Jakarta. Melihat hal tersebut, kami berinisiatif berkoordinasi dengan tim kontraktor tersebut dan merekomendasikan agar menghentikan sementara hingga seluruh aspek keselamatan dan keamanan terpenuhi,” ujarnya.
Saat ini, pihak MRT Jakarta tengah melakukan analisis terhadap dampak insiden, baik dari aspek bisnis, layanan, hingga infrastruktur sarana dan prasarana MRT Jakarta.