HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Jokowi (Joko Widodo) ogah menanggapi sindiran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat Rakernas V di Jakarta.
Jokowi sebatas menyebut bahwa apa yang diucapkan oleh Megawati adalah urusan internal PDIP yang tidak mau dicampurinya lebih mendalam.
“Saya kira itu adalah internal partai, jadi internal PDIP saya tidak akan mengkomentari,” kata Jokowi dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Senin (27/5).
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri tampaknya masih belum ikhlas menerima kekalahan Pilpres 2024. Hal ini tampak sekali terlihat saat memimpin Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke V DPP PDIP di Ancol, Jakarta Utara.
Dalam kesempatan itu, Megawati pun bernostalgia tentang bagaimana dirinya menjadi inisiator dari lahirnya Mahkamah Konstitusi (MK) pada tahun 2003, di mana saat itu ia adalah Presiden Republik Indonesia.
“Coba bayangkan, kok barang yang saya bikin itu digunakan tapi tidak dengan makin baik,” kata Megawati dalam pidatonya di kegiatan PDIP.
Menurutnya, dirinya adalah sosok yang paling berjasa di dalam melahirkan MK. Bahkan ia memilih kantor MK di Jalan Medan Merdeka Selatan yang menjadi salah satu zona ring satu Istana.
“Sampai waktu saya mendirikan (MK), saya sangat ingat saya minta dicarikan tempatnya, nggak tahu di daerah mana. Saya bilang ndak, ini sebuah Mahkamah Konstitusi yang harus berwibawa, hakim-hakimnya musti punya karakter kenegarawanan, sehingga dapat mengayomi seluruh hak-hak rakyat yang ada di dalam kedaulatan rakyat kita yang namanya di negara kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.
“Coba, makanya sampai saya cari-cari, akhirnya dapat keren tempatnya, yaitu yang saya masuk di dalam ring satu Istana. Apa artinya, dia adalah tempat yang harus dijaga. Artinya, supaya dia berwibawa, enggak gampang-gampang,” sambungnya.
Lantas, Megawati dengan wajah yang kurang senang pun mempertanyakan kepada para kadernya, kira-kira siapa yang merusak MK saat ini. Sontak, para kader PDIP pun meneriakkan nama Presiden Joko Widodo.
“Itu yang salah siapa hayo ?,” tanya Megawati. “Jokowi…!,” sambut kader PDIP.
Sayangnya, Megawati kurang gembira dengan jawaban yang dilontarkan oleh para kadernya. Sebab, menyebut nama Joko Widodo pun mereka kurang kompak.
“Mbok kalau jadi partai, katanya partai itu solid bergerak, mbok ya kalau teriak itu semua, wheeet gitu lho,” respons Megawati.
Lantas, ia pun mempersilakan kepada kader PDIP yang merasa tidak solid lagi dengan sikap partai agar ramai-ramai mengundurkan diri dari partai yang didirikannya itu.
“Kok kayaknya selalu goyang goyang. Kalau siapa yang goyang, nggak usah jadi PDI Perjuangan dah,” pungkasnya.