HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Jokowi (Joko Widodo) kembali memperingatkan semua jajarannya untuk segera menghentikan rencana mereka untuk membuat aplikasi pemerintahan yang sudah terlalu banyak jumlahnya.

Bahkan, Jokowi mengungkapkan bahwa anggaran negara hampir terbuang sia-sia karena biaya mencapai Rp 6,2 triliun dihabiskan untuk membuat aplikasi yang sebenarnya serupa.

“Kemarin kita cek waktu bikin anggaran ada Rp 6,2 T yang akan dipakai untuk membikin aplikasi baru,” kata Jokowi dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Senin (27/5).

Dengan kondisi seperti itu, Jokowi kemudian berharap agar tidak ada lagi intansi pemerintahan yang coba-coba untuk membuat aplikasi karena dianggap hanya menghamburkan anggaran semata.

“Perlu saya sampaikan mulai tahun ini sudah saya sampaikan di Januari yang lalu, mulai tahun ini berhenti membuat aplikasi yg baru, berhenti membikin platform baru. Setop!” tegasnya.

Dengan kondisi saat ini saja, Jokowi mengakui bahwa 27 ribu aplikasi yang ada justru membuat proses birokrasi di pemerintahan semakin ruwet dan bukan malah mempermudah.

“27 ribu aplikasi yang berjalan sendiri-sendiri yang kerjanya juga sendiri-sendiri. Enggak akan mungkin mempermudah mempercepat, enggak. Tidak terintegrasi dan bahkan banyak yang justru tumpang tindih,” tandasnya.

Oleh karena itu, Jokowi pun menegaskan, sudah saatnya Indonesia segera hijrah dan menggunakan satu aplikasi yang berpusat kepada semua kebutuhan masyarakat.

“Satu portal terintegrasi yang kita namakan Ina digital. Memang ini adalah tahap awal kita memulai, tapi engak apa saya kira migrasinya memang harus bertahap yang penting dinulai dulu,” pungkasnya.