HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua UMum PDIP Megawati Soekarnoputri menganggap kinerja Wayan Koster semasa menjabat sebagai Gubernur Bali terbilang gagal.
Hal itu dikarenakan kondisi para turis mancanegara yang ada di Bali semasa kepemimpinan Wayan Koster justru makin banyak yang berulah dan menggangu masyarakat lokal.
Hal tersebut disampaikan Megawati dalam Rakernas ke-V PDIP, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (26/5).
“Bali ini lama-lama ini udah mulai greneng-greneng kekurangan air, karena orang pulaunya segitu, maunya terus selalu alasannya itu tourism. Turisme-turisme boleh, tapi kan terukur dengan kecil pulaunya. Ini nggak, ayok dihantam aja,” kata Megawati dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com.
Oleh karena itu, Megawati justru berharap agar para wisatawan asing sudah mulai dibatasi demi menjaga kearifan lokal bisa tetap tumbuh dengan baik.
“Baru rakyatnya nanti kan kasian tidak menikmati yang datang turis, turis asing, saya bilang, mbok dialokasi kuota. Jadi napas pulaunya itu ada tidak tertekan gitu,” ujarnya.
“Saya bukannya anti turisme loh tapi terukur, karena tourism itu juga bagi kehidupan rakyat kita, bukan terbalik,” lanjutnya.
Megawati bahkan mengklaim telah memarahi kader PDIP Wayan Koster terkait banyaknya kafe di provinsi tersebut. Megawati kemudian bercerita kala Bali dianggap sebagai negara oleh orang Amerika.
“Saya alami itu gila juga dipikirnya Bali negaranya, ibu kotanya Indonesia, itu di Amerika loh kebayang nggak, saya ditanya kayak gitu,” kata Megawati.
Tak hanya itu, akibat Wayan Koster pun, keberadaan kafe di Bali sudah menjamur dan menurutnya justru menjadi sarang narkoba. Namun, pada saat itu ternyata Wayan Koster tidak terlihat di Rakernas PDIP.
“Saya udah marah tuh sama Pak Koster, mana dia orangnya, udah nggak ada ya, oh itu dia, awas loh ya, masa kafe-kafe dibiarin kayak jamur aja, aku bilang itu kan tempat narkoba,” tegasnya
Belajar dari kasus Wayan Koster, Megawati kemudian ingin pemimpin wilayah dari PDIP mengikuti visi dan misi dari partai. Ia menyebut visi misi itu harus diikuti sampai tingkat kepala desa supaya tujuannya terstruktur.
“Saya ingin nanti model, jadi nanti kalau pilkada itu tidak ada, kan harus bikin visi misi, visi misi dari partai, kalau ada yang tidak setuju nggak jadi,” kata Megawati.
“Kami, yang akan membuat visi-misinya dan itu harus dijalankan dan itu sampai visi sama kepala desa yang dari kita. Kalau dari lain saya nggak ngomongin terserah, tapi kalau dari kita tidak seperti sekarang,” sambungnya.