Menurut Muzani, dunia saat ini menghadapi suasana yang tidak menentu. Dia mengatakan, tidak ada yang pernah memprediksi tentang adanya peperangan terbuka antara Ukrania dan Rusia. Dunia juga tidak menyangka bahwa konflik Palestina dan Israel semakin kuat dan berdampak buruk pada kehidupan masyarakat Palestina.
Maka satu-satunya cara untuk memperkuat posisi Indonesia di mata dunia adalah dengan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan nasionalisme serta mengesampingkan pragmatisme.
“Ini menggambarkan bahwa semangat ambisi manusia tetap sama yakni ingin menguasai wilayah-wilayah negara yang lemah. Kita hanya akan dihormati oleh negara lain jika kita kuat, kuat ekonominya, kuat pertahanannya dan kuat politiknya. Untuk mewujudkan itu tantangannya adalah pragmatisme. Itu adalah paham yang sekarang sedang melanda anak-anak kita. Banyak dari mereka hanya ingin cepat menikmati hasil, tapi tidak mau melalui proses yang panjang,” jelas Muzani.
“Jadi, pragmatisme adalah tantangan utama bangsa kita. Pragmatisme jadi tantangan kehidupan kebhinekaan kita. Banyaknya penyalahgunaan para pejabat dari akibat pragmatisme, pelanggaran akibat pragmatisme yang mengabaikan sebuah proses panjang. Sehingga pendidikan agama seperti yang dilakukan Darul Hikam adalah upaya untuk menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara kita tetap seimbang,” tutup Muzani.