HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mantan Menteri Keuangan (Menkeu), Chatib Basri menyoroti konflik geopolitik berkepanjangan yang terjadi di Timur Tengah saat ini.

Dia mengatakan, konflik yang melibatkan negara-negara Arab yang dikenal dengan kilang minyaknya itu memiliki dampak yang luar biasa bagi Indonesia, utamanya dari sisi perekonomian.

Ia menyebut konflik yang terus-menerus terjadi akan membuat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semakin melebar hingga Rp 300 triliun, seiring dengan naiknya minyak dunia.

Ia mengatakan, bahwa kenaikan defisit APBN yang signifikan itu dikarenakan beriringan dengan naiknya harga minyak dunia.

“Skenario paling buruk adalah defisit bisa sampai Rp 300 triliun. Israel-Iran, Timur Tengah, semua negara Arab terlibat, implikasinya harga minyak naik,” kata Chatib dalam acara Grab Business Forum di Jakarta, Selasa (14/5) seperti dikutip Holopis.com.

Ia memprediksi berlanjutnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, membuat harga minyak dunia dapat mencapai US$ 64 per barel. Hal ini membuat beban subsidi BBM semakin meningkat.

Menurut analisisnya, setiap harga minyak dunia mengalami kenaikan US$ 1 per barel, defisit APBN Indonesia bakal meningkat sebesar Rp 5,8 triliun.

“Kalau naik US$ 64 dolar, tinggal dikali saja. Kira-kira bebannya akan naik sebesar itu, ini skenario terburuk,” ujar mantan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan perihal kondisi geopolitik dunia, khususnya Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang akan berlangsung pada November 2024 mendatang.

Sebab, pemilu presiden di negara yang diketahui tengah terlibat perang dingin dengan China itu, banyak atau sedikitnya akan berdampak terhadap kinerja perekonomian Indonesia.

“Dukungan akan muncul kalau kita agak galak ke negara lain, salah satunya China. Jangan surprise menjelang November (Pemilu AS), Biden dan Trump bikin statement yang bisa memprovokasi China dalam konteks itu, itu yang harus diperhatikan,” pesannya.