HOLOPIS.COM, JAKARTA – Israel kembali melakukan serangan di wilayah Gaza dan Rafah. Perintah evakuasi untuk masyarakat yang berada di dua lokasi tersebut pun terus diperingatkan. Meski semua masyarakat diminta untuk menyelamatkan diri, petugas medis serta saksi mata di lokasi mengatakan bahwa pesisir tempat bantuan kemanusiaan sampai saat ini tengah diblokir.
Hal ini pun tentunya menutup jalur bantuan utama, serta menghentikan lalu lintas di sana. Kondisi yang semakin mempersulit warga Palestina untuk melarikan diri ataupun menerima bantuan.
“Israel memperluas serangan ke Rafah dengan memasukkan wilayah baru di pusat dan barat kota,” demikian dikatakan pasukan Hamas, dikutip Holopis.com, Minggu (12/5).
Israel juga menyita serta menutup penyebarangan Rafah, di mana lokasi itu adalah tempat semua bahan bakar mengalir ke Gaza.
Para saksi yang berada di sana mengatakan Israel menyerang dengan serangan udara heboh yang membuat asap membumbung tinggi di atas kota tersebut.
Ancaman Dunia Internasional
Mengingat Israel menyerang Rafah yang merupakan wilayah aman terakhir di Palestina, membuat dunia internasional semakin menekan Israel untuk menghentikans erangan mereka.
Apalagi Israel terus menyerang meskipun Hamas sudah setuju gencatan senjata. Salah satu negara yang meminta Israel untuk menahan diri adalah Amerika Serikat.
Presiden Joe Biden mengancam tak akan mengirimkan senjata ke Israel untuk digunakan menyerang masyarakat Palestina yang tak berdosa.
“Jika mereka masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang telah digunakan untuk menghadapi kota-kota tersebut,” demikian disampaikan Biden.
Namun ancaman Biden membuat dunia internasional skeptis. Meningat Amerika Serikat akan segera melakukan pemilihan presiden untuk periode selanjutnya. Sebagai informasi, serangan Hamas pada 7 Oktober telah menyebabkan 1.170 warga Israel meninggal dunia.
Sementara serangan balasan yang dilakukan Israel di Palestina saat ini sudah menewaskan setidaknya 34.654 orang, dimana sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.