HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral Uni Emirat Arab (UEA) sepakat meningkatkan kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral, sebagai upaya penggantian dolar Amerika Serikat (AS) alias dedolarisasi.

Hal ini ditandai dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dan Gubernur Bank Sentral Uni Emirat Arab, Khaled Mohamed Balama.

Gubernur BI, Perry Warjioyo menyampaikan bahwa kerjasama penggunaan mata uang lokal ini merupakan upaya untuk memperdalam pasar keuangan dan memperkuat hubungan ekonomi antara UEA dengan Indonesia.

“Inisiatif ini merupakan salah satu upaya mendorong stabilitas dan ketahanan untuk mengatasi meningkatnya kerentanan ekonomi,” kata Perry dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Holopis.com, Minggu (12/5).

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Sentral UEA, Khaled Mohamed Balama mengatakan, bahwa perjanjian kerja sama penggunaan mata uang lokal ini merupakan dasar untuk memperkuat kemitraan masa depan kedua negara.

“Membuka peluang bisnis yang lebih besar di sektor perbankan dan keuangan, serta sebagai upaya mendukung pertumbuhan perdagangan dan investasi,” ungkap Khaled.

Sebagai informasi, kemitraan yang terjalin antara UEA dan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan, khususnya dari sisi perdagangan nonmigas.

Dengan perjanjian ini, Bank Sentral UEA dan BI akan memaksimalkan kemitraan perdagangan mereka dengan penggunaan mata uang masing-masing, yang pada intinya bertujuan untuk mendukung stabilitas perekonomian dan stabilitas sistem keuangan.