Holopis.com HOLOPIS.COM, SULTRA – Bencana banjir yang melanda Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara hingga saat ini masih menggenangi sejumlah wilayah.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, setidaknya ada tujuh kecamatan yang masih terdampak banjir dengan ketinggian beragam.

Kecamatan terdampak tersebut antara lain Kecamatan Langgikima, Kecamatan Landawe, Kecamatan Wiwirano, Kecamatan Oheo, Kecamatan Asera, Kecamatan Andowia, dan Kecamatan Molawe.

“Sebanyak 923 KK atau 3.121 warga terdampak. Sebagian warga mengungsi secara mandiri ke rumah kerabat terdekat,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (11/5).

Banjir ini menurut Abdul juga menyebabkan akses jalan di Desa Sambandete, Kecamatan Oheo terendam banjir hingga ketinggian satu meter.

“Keadaan ini membuat akses mobilitas warga putus. Dua unit mobil tronton terbawa arus banjir yang cukup deras,” ungkapnya.

Adapun kendala yang dihadapi tim gabungan saat ini adalah akses jalan Desa Sambandete yang sulit dilalui serta stok logistik yang menipis setelah disalurkan ke delapan desa terdampak.

Akibat banjir, sejumlah kerugian materil yang tercatat antara lain 729 unit rumah dan 327,7 hektar lahan pertanian dan perkebunan terendam.

Banjir juga berdampak pada beberapa prasarana umum seperti dua unit fasilitas ibadah terendam, satu unit jembatan terdampak, dan satu sekolah dasar di Desa Laronganga terendam.

Atas peristiwa ini, Pemerintah Kabupaten Konawe Utara menetapkan status tanggap darurat tehitung mulai 9-23 Mei 2024. Posko tanggap darurat didirikan di kantor BPBD Kabupaten Konawe Utara, Kelurahan Wanggudu, Kecamatan Asera.

BPBD Konawe Utara menyiagakan enam tenda pengungsian dengan rincian lokasi antara lain di Desa Tambakua satu unit, Desa Sambandete dua unit, Desa Alawanggudu satu unit, Desa Puuwanggudu satu unit dan Desa Labungga satu unit. BPBD juga menyiagakan 10 unit perahu untuk evakuasi dan pendistribusian logistik.