BerandaNewsEkobizKerap Jadi Sorotan, Wamenkeu Akui Bea Cukai Sedang Kejar Setoran

Kerap Jadi Sorotan, Wamenkeu Akui Bea Cukai Sedang Kejar Setoran

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara angkat bicara perihal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang belakangan ini mendapat sorotan masyarakat karena ketatnya penarikan bea masuk barang.

Bahkan karena pengetatan masyarakat saat ini menganggap, bahwa lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tersebut sedang mengejar target.

Suahasil pun menjelaskan, bahwa Bea Cukai sendiri memang memiliki target penerimaan negara yang harus dipenuhi. Namun sejatinya, kata dia, Bea Cukai memiliki fungsi lain yang juga tidak bisa dikesampingkan, yakni pengawasan atas barang yang masuk ke Tanah Air.

“Bea Cukai memang memiliki target (penerimaan) tapi kita melakukan fungsi Bea Cukai dari menjaga Indonesia dari barang yang tak boleh masuk, fungsi treat facilitator, semua fungsi kita lakukan,” kata Nazara dalam dalam podcast di kanal YouTube Rhenald Kasali yang dikutip Holopis.com, Jumat (10/5).

Penerbit Iklan Google Adsense

Suahasil Nazara pun menjelaskan, bahwa ketika berbicara mengenai APBN, terdapat tiga hal yang saling berkaitan, penerimaan, belanja dan pembiayaan negara. Adapun pajak hingga kepabeanan merupakan bagian dari penerimaan negara.

“Kalau kita bicara APBN (ada) penerimaan, belanja, pembiayaan. Nah penerimaan negara kita darimana, dari pajak, kepabeanan, non pajak seperti royalti, dividen BUMN dll,” terangnya.

Adapun dalam APBN saat ini, penerimaan yang ada di dalamnya jika ditotalkan hanya sebesar 10 persen. Padahal penerimaan negara harusnya bisa lebih dari 10 hingga 10,2 persen.

“Penerimaan kita seluruh pendapatan negara kalau kita totalkan semua, Indonesia 10 persen domestik bruto dalam satu tahun kita membentuk nilai barang dan jasa harusnya lebih dari 10,2 persen,” katanya lagi.

Oleh karena itu, lanjut Suahasil, Indonesia saat ini harus meningkatkan rasio pajaknya yang disebutnya sebagai sebuah pekerjaan rumah atau PR.

“Semua orang mengatakan ini PR Indonesia meningkatkan tax ratio harusnya lebih besar dari 10 atau 10,2 persen,” tandasnya.

Temukan kami juga di Google News

Baca Juga :

BERITA LAINNYA

Syam Basrijal Ingatkan Orang Dalam Jadi Ancaman Serius Keamanan Siber

Pengamat dan praktisi keamanan data, Syam Basrijal mengatakan, semakin canggihnya penjahat siber mendorong organisasi untuk mencurahkan lebih banyak perhatian untuk melindungi sistem organisasi mereka dari serangan.

Lagi Cari Kerja? Fresh Graduate Wajib Lakukan 7 Langkah Ini

Mencari pekerjaan bagi Sobat yang menyandang status sebagai fresh graduate menjadi proses yang penuh rintangan. Persaingan yang ketat dan minimnya pengalaman kerja terkadang menjadi batu sandungan untuk mendapatkan pekerjaan yang ideal.

Jokowi Sebut Harga Pangan di Sulsel Lebih Murah dari Jawa, Kok Bisa?

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, bahwa harga sejumlah komoditas pangan di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam keadaan sangat baik. 

IHSG Gacor Jelang Akhir Pekan, Didorong Saham-saham Teknologi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan jelang akhir pekan ini, Jumat (5/7).

Kemenkeu Masih Bahas Rencana Pajaki Barang Impor China 200%

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengaku tidak mau terburu-buru untuk menerapkan tarif pajak atau bea masuk impor barang dari China hingga 200 persen.

IHSG Jelang Akhir Pekan, Bakal Kembali Menguat?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi rawan profit taking pada perdagangan jelang akhir pekan ini, Jumat (5/7), setelah ditutup menguat pada Kamis (4/7) kemarin.
Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024 - 2029
Sudaryono

HOLOPIS FEEDS