HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Jokowi (Joko Widodo) menanggapi penutupan salah satu pabrik alas kaki terkemuka ,BATA, yang telah sekian tahun membuka usaha di Indonesia.

Jokowi pun menyebut penutupan itu sebatas ketidakmampuan pegusaha tersebut untuk mempertahankan bisnisnya sehingga harus dilakukan berbagai upaya.

“Ya ini kalau masalah ada pabrik yang tutup, sebuah usaha itu naik – turun karena kompetisi, karena mungkin efisiensi,” kata Jokowi dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (7/5).

Persaingan bisnis dan banyak lainnya pun menurut Jokowi, menjadi kemungkinan alasan perusahaan tersebut justru harus tumbang di era saat ini.

“Juga karena bersaing dengan barang-barang baru yang lebih in, saya kira banyak hal,” ucapnya.

Meski begitu, Jokowi kemudian tidak mau apabila penutupan pabrik BATA karena permasalahan perkembangan ekonomi dalam negeri. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bersikeras bahwa angka pertumbuhan ekonomi di Indonesia justru tengah mengalami peningkatan pesat.

“Tetapi, yang jelas secara makro pertumbuhan ekonomi kita sangat baik 5,11 persen,” klaimnya.

Sebelumnya diberitakan, produsen alas kaki PT Sepatu Bata Tbk (BATA) memutuskan untuk menutup permanen pabriknya yang berada di Purwakarta, Jawa Barat, pada Selasa 30 April 2024 lalu.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang disampaikan oleh manajemen BATA, keputusan tersebut diambil karena kerugian produksi yang tak dapat dihindari.

Corporate Secretary Sepatu BATA, Hatta Tutuko mengatakan, bahwa pihak manajemen telah melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan produksi pabrik yang telah beroperasi selama nyaris 30 tahun tersebut.

Namun apa boleh buat, upaya yang telah dilakukan selama empat tahun berjalan tidak mampu membendung kerugian yang telah terjadi.

“Kerugian dan tantangan industri akibat pandemi, ditambah perubahan perilaku konsumen yang sangat cepat, tidak dapat membendung kerugian,” katanya, Minggu (5/5).

Keputusan penutupan pabrik ini tentu menjadi pil pahit bagi ratusan karyawan yang bekerja di pabrik alas kaki itu, dimana mereka harus pasrah dengan keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Diketahui, perseroan yang mengelola bisnis alas kaki bermerek BATA itu mengalami kerugian yang cukup signifikan. Hingga kuartal III 2023, BATA mencatatkan kerugian sebesar Rp80,65 miliar.

Angka ini melonjak 294,76 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022, di mana rugi bersih perseroan hanya mencapai Rp20,43 miliar.