HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kapolres Ciamis, AKBP Akmal menerangkan bahwa motif sementara Tarsum (41) yang bisa dilaporkan oleh pihaknya adalah faktor ekonomi. Hal ini berdasarkan keterangan yang dapat diambil dari saksi dan pihak keluarga.
“Berdasarkan pemeriksaan-pemeriksaan saksi, terutama saksi kunci, anak pelaku dan korban (faktor ekonomi),” kata AKBP Akmal dalam keterangannya, Minggu (5/5) seperti dikutip Holopis.com.
Faktor ekonomi ini jika berdasarkan keterangan saksi, menurut Akmal cukup memberatkan, sehingga dinilai menjadi faktor mengapa Tarsum cukup depresi.
“Terkait dengan ekonomi keluarga, dan ini cukup membebani,” imbuhnya.
Pun demikian, polisi masih belum cukup puas dengan penjelasan ini. Oleh karena itu, Akmal menyampaikan jika pihaknya sedang menjadwalkan penanganan dokter kejiwaan untuk memeriksa aspek kejiwaan tersangka kasus pembunuhan istrinya sendiri, Yanti (40).
“Kami mengajukan kepada dokter jiwa,” terangnya.
Rencananya, agenda pemeriksaan kejiwaan terhadap Tarsum akan dilakukan awal pekan besok.
“Rencananya akan dilakukan pemeriksaan awal Senin (besok -red),” pungkasnya.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa kasus kriminalitas ini terjadi pada hari Jumat, 3 Mei 2024. Di mana saat itu, korban hendak berangkat ke pengajian. Namun entah setan apa yang merasuki pelaku hingga tega membunuh istrinya sendiri dan memotong-motongnya.
Warga Dusun Sindangjaya, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat tersebut membawa potongan daging istrinya dengan baskom, lalu berkeliling desa untuk menjajakan daging wanita yang telah ia nikahi tersebut.
Tampak kaos kuning yang dikenakan pelaku bersimbah darah yang diduga berasal dari darah sang istri. Kemudian ia juga tampak membawa pisau yang membuat warga ketakutan, salah satunya adalah Ketua RT setempat, bernama Yoyon Tarya. Ia mengaku ikut ditawari daging tersebut.
“Peser (beli) daging si Yanti,” ucap TDB yang ditirukan Yoyo.
Lantas, Yoyo pun melapor ke Polsek Rancah agar segera dilakukan penangkapan dan penanganan kasus pembunuhan tersebut.
Dalam penjelasannya pula, Yoyo menyebut bahwa profesi pelaku adalah pedagang kambing. Hanya saja ia juga belum tahu motif utama dari aksi pembunuhan disertai dengan mutilasi tersebut.