HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma’ruf Amin mengajak seluruh umat Islam untuk membangkitkan kembali perekonomian syariah.

Ajakan ini disampaikan Ma’ruf, karena ia melihat beberapa orang masih enggan atau bahkan merasa takut melakukan kegiatan terkait perekonomian yang selama ini diartikan sebagai kegiatan duniawi.

Padahal menurutnya, ekonomi syariah sendiri sejatinya merupakan instrumen dalam perekonomian yang dibangun untuk mendorong dan memberdayakan masyarakat.

“Boleh jadi ini akibat daripada salah memahami ajaran agama, karena menganggap dunia itu tidak penting, yang penting itu akhirat. Itu mungkin salah, seperti itu,” kata Wapres Ma’ruf, Sabtu (4/5) seperti dikutip Holopis.com.

Berdasarkan pemikiran tersebut, Ma’ruf Amin mengungkapkan ada dua hadits yang menjadi sebab orang-orang takut untuk melakukan kegiatan ekonomi.

Pertama yakni hadits yang menerangkan, bahwa barang siapa yang mencintai hal-hal duniawi, maka urusan dunianya akan terancam.

“Barangsiapa mencintai dunianya, maka dia akan diberkati akhiratnya. Kalau cinta dunia, akhirat berbahaya. Jadi masyarakat takut,” ujarnya.

Kedua, lanjut Ma’ruf, yakni sebuah hadits yang menyebutkan bahwa mencintai dunia adalah biang atau sumber dari segala kesalahan.

Dalam kaitannya dengan dua hadis di atas, Ma’ruf Amin menyebut bahwa menurut Syekh Nawawi, yang dimaksud dengan cinta dunia yang membahayakan dan menjadi sumber kesalahan adalah ketika seseorang terbawa ke dalam hal-hal yang dilarang oleh Allah.

“Yang dimaksud dengan cinta adalah keburukan dan sumber rasa bersalah adalah yang berujung pada perbuatan dan perbuatan yang haram atau menyia-nyiakan, perintah-perintah (Allah) diabaikan, itu yang dimaksud tadi,” kata dia.

Dia menuturkan, bahwa kecintaan manusia terhadap dunia merupakan hal yang wajar atau manusiawi, selama manusia itu sendiri tidak menyimpang dan taat kepada Tuhan.

“Memang yang dikhawatirkan itu orang mencari dunia, tidak tahu halal-haram. Mencari dunia kemudian lupa salat, mencari dunia enggak sempat mengaji,” ujarnya.