HOLOPIS.COM, SULSEL – Bencana banjir melanda beberapa Kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan sejak Jumat (3/5) yang lalu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, salah satu Kabupaten yang terdampak yaitu di Kabupaten Wajo
“Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo setelah hujan deras yang berlangsung sejak dini hari,” kata Abdul dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (4/5).
Tiga kecamatan terdampak antara lain Kecamatan Keera, Kecamatan Pitumpanua, dan Kecamatan Tempe.
“Ketinggian air berkisar antara 30 sentimeter sampai dengan tiga meter,” imbuhnya.
Abdul juga memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian banjir kali ini. Namun, setidaknya ada 255 KK atau 655 jiwa di Kecamatan Keera terdampak. Sementara itu jumlah warga terdampak di Kecamatan Pitumpanua dan Kecamatan Tempe masih dalam pendataan.
Untuk sementara, kerugian materil di Kecamatan Keera telah berhasil didata antara lain 215 unit rumah terdampak, tiga rumah hanyut, SMP Satap 4 dan SDN Lompoe 397 rusak berat, 30 hektar sawah terdampak, dan satu kilometer jalan tergenang banjir.
“Personil menghadapi kendala akses jalan yang sulit dilalui serta listrik yang padam,” tuturnya.
Hujan intensitas tinggi kemudian juga menyebabkan banjir pada lima kecamatan di Kabupaten Soppeng. Lebih dari 2.900 warga terdampak peristiwa tersebut.
Dua belas wilayah administrasi setingkat desa dan kelurahan pada lima kecamatan terkena imbas luapan Sungai Wallanae dan beberapa sungai kecil lainnya setelah hujan lebat mengguyur kawasan Soppeng.
Kelima kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Lilirilau (3 desa dan 1 kelurahan), Marioriawa (3 kelurahan), Ganra (2 desa), Marioriwawo (2 desa) dan Donri-Donri (1 desa). Pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebutkan genangan masih terjadi di pemukiman dan lahan milik warga pada Sabtu (4/5).
Banjir di wilayah tersebut berdampak pada 2.957 jiwa. Tidak ada laporan adanya korban jiwa maupun warga yang luka-luka akibat bencana ini. Saat luapan air terjadi, tinggi muka air terpantau antara 20 hingga 200 cm.
Dampak banjir menyasar pada sektor pemukiman dan fasilitas umum. Tercatat fasilitas pendidikan terdampak 1 unit dan rumah-rumah warga terendam banjir. BPBD Kabupaten Soppeng masih melakukan pendataan tempat tinggal yang terdampak banjir. Namun demikian, pantauan di lapangan menyebutkan jalan poros Soppeng – Waju sudah dapat diakses kendaraan warga.
Sedangkan lahan persawahan yang terendam banjir seluas 680,91 hektar dan lahan kebun jagung 638 ha.