HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI, Arief Prasetyo Adi mengklaim inflasi pada periode April 2024 yang terjaga merupakan buah hasil sinergitas dan kerja sama seluruh pemangku kepentingan dalam menstabilkan harga pangan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi Indonesia pada periode April 2024 secara bulanan tercatat sebesar 0,5 persen month to month (mtm).
“(Inflasi yang terjaga) Ini buah hasil kerja keras kolaborasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, para asosiasi, dan seluruh stakeholder pangan,” kata Arief dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (4/5).
Arief menyebutkan bahwa berdasarkan data BPS andil inflasi beberapa komoditas pangan secara bulanan menunjukkan kinerja yang baik. Bawang merah misalnya, memiliki andil inflasi -0,14 persen, beras -0,12 persen, telur ayam ras -0,06 persen, dan cabai rawit -0,04 persen.
Menurut Arief, tren deflasi pada komoditas pangan pokok yang bersamaan dengan momen Ramadan dan Lebaran tersebut salah satunya dipengaruhi oleh berbagai program intervensi yang dilakukan pemerintah.
Seperti menjelang Lebaran, pihaknya mengimplementasikan operasi pasar murah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM). Program tersebut diiringi pula dengan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) oleh Bulog.
Selain itu, terdapat pula program bantuan pangan berupa 10 kilogram (kg) beras yang terus disalurkan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM), khususnya masyarakat berpendapatan rendah di seluruh Indonesia.
“Kebijakan relaksasi dan fleksibilitas harga yang kita terapkan juga telah memberi kepastian bagi pemasok dan pelaku usaha dalam rantai pasok pangan nasional, terutama di pasar ritel modern,” ujarnya.
“Ini dilakukan semata-mata agar masyarakat luas dapat memperoleh akses pangan yang mudah dan terjangkau,” tandas Arief.