Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memberikan penjelasan terkait langkah pihaknya yang masih mengimpor beras, meskipun saat ini panen raya tengah berlangsung.

Dia menjelaskan, bahwa beras impor yang masuk ke dalam negeri akan difokuskan kepada daerah-daerah yang memang bukan sentra produksi.

“Kita mengelola masuknya beras impor, kita sedang memperhatikan daerah-daerah yang non sentra produksi, pelabuhan-pelabuhan yang jauh dari sentra produksi, itu kita fokuskan,” katanya dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (3/5).

Sementara untuk daerah yang merupakan daerah sentra produksi, suplai beras impor di daerah tersebut bisa dihentikan sewaktu-waktu, tergantung pada kondisi harga di wilayah tersebut.

“Jadi kita lihat, apakah gejalanya harga terpengaruh akibat impor,(jika iya) maka kita bisa hentikan sewaktu-waktu,” jelasnya.

Meski begitu, Bayu menegaskan bahwa importasi ini dilakukan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP), yang selama ini berfungsi untuk mengintervensi harga dan pasokan di pasaran.

“Tapi intinya adalah kita harus punya stok yang cukup karena nanti kalau semester 2 panennya tidak sebagus yang kita bayangkan, padahal misalnya pemerintah ingin melanjutkan program bantuan pangan, Bulog harus punya stoknya,” jelasnya.

Bayu kembali mengatakan, bahwa beras impor akan tetap masuk. Pihaknya juga akan menjaga komunikasi dengan negara pengekspor guna menjaga stok.

“Ya saat ini kita terus jalan dan yang paling utama dari kegiatan impor itu sebenarnya bukan hanya sekadar masuknya, tapi komunikasi dengan mereka, memesan barangnya. Bisa saja kita membuat kontrak sekarang, tapi untuk masuk Juli dan Agustus bisa terjadi,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, bahwa beras impor yang telah masuk ke Indonesia tercatat sebanyak 1,3 juta ton. Angka itu merupakan realisasi dari kuota impor beras tahun ini yang sebesar 3,6 juta ton.