HOLOPIS.COM, JAKARTA – Aksi demonstrasi pro Palestina akhirnya tak damai setelah pendukung Israel memutuskan untuk menyerang kamp mereka di Universitas California di Los Angeles pada hari Rabu (1/5) waktu setempat.

Pertikaian antara dua kubu ini dinilai sebenarnya bisa dihindari jika pihak berwajib cepat menangani kondisi. Kerja polisi yang dinilai lambat pun mendapati kritikan yang pedas dari banyak pihak.

“Intervensi politik yang terbatas dan tertunda tidak bisa diterima,” demikian disampaikan Gubernur Gavin Newsom, dikutip Holopis.com, Kamis (2/5).

Dari video saksi mata, terlihat orang-orang yang menggunakan tongkat atau tiang memukul papan kayu yang digunakan sebagai barikade darurat untuk melindungi pengunjuk rasa pro-Palestina.

Aksi ini dilakukan di California setelah polisi Kota New York menangkap sekitar 300 pengunjuk rasa demonstran pro Palestina. Polisi menahan mereka setelah ketegangan semakin meningkat di beberapa kampus ternama di Amerika Serikat.

“Penangkapan di Columbia dan City Collefe od New York di dekatnya berjumlah sekitar 300 orang,” demikian disampaikan oleh Walikota New York, Eric Adams, dikutip Holopis.com, Kamis (2/5).

Sebagai tambahan informasi, bentrokan di UCLA dan New York merupakan bagian dari aktivisme mahasiswa Amerika yang terbesar, sejak demonstrasi anti-rasisme di tahun 2020.

Para mahasiswa yang turut di lapangan menunjukkan penolakan mereka terhadap konflik yang terjadi di Palestina karena serangan Israel.

Seperti diketahui, Amerika Serikat terus mendukung Israel dalam perang ini dan memberikan bantuan kepada negara sekutu tersebut. Israel telah membunuh setidaknya lebih dari 34.000 warga Palestina, dengan dalih ingin menghabiskan pasukan Hamas.