HOLOPIS.COM, JEPARA – Ukiran kayu merupakan salah satu produk andalan dari Kabupaten Jepara. Tak heran bila wilayah yang terletak di Provinsi Jawa Tengah itu dijuluki sebagai Kota Ukir.
Produk ukiran Jepara sendiri tersaji dalam berbagai macam jenis, mulai dari produk furniture seperti meja, kursi dan almari, hingga produk-produk kesenian seperti patung, jam dinding hingga mimbar masjid.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, minat konsumen terhadap seni ukiran khas Jepara itu mulai terkikis. Hal itu sebagaimana disampaikan Anton Saputra, seorang pengusaha furniture ukir dari Desa Saripan, Jepara.
Dia mengungkapkan, para konsumen saat ini lebih tertarik dengan produk furniture dengan gaya modern dan minimalis, yang mana produk tersebut tidak terdapat unsur ukiran.
“Sekarang ini produk-produk ukiran udah gak ada peminat. Konsumen sekarang lebih suka produk furnitur bergaya modern dan minimalis,” ujar Anton kepada Holopis.com Jateng, Selasa (30/4).
Kalaupun ada pesanan furnitur yang di dalamnya terdapat unsur ukiran, ia mengaku kesulitan dalam memenuhi pesanan tersebut. Hal itu karena adanya masalah dalam regenerasi para pengrajin ukir.
“Anak muda sekarang tidak berminat lagi dengan seni ukir. Para pengrajin sekarang rata-rata udah pada berumur. Jadi istilahnya gak ada regenerasi pengrajin ukir di Jepara,” katanya.
Sepinya minat konsumen terhadap seni ukiran Jepara menurut Anton, mengancam keberlangsungan usaha furniture yang selama ini menjadi andalan masyarakat Jepara.
Dia menyebut, para pengusaha furnitur di Jepara harus bersaing lebih keras karena usaha di sektor tersebut sejatinya bukan hanya dari wilayah Jepara saja.
“Saya sendiri mengakui sudah kembang-kempis menjalani usaha furnitur ini. Karena gini, usaha ini kan nggak cuma di Jepara saja. Banyak kota-kota lain yang memang usaha masyarakatnya di bidang furnitur. Jadi ya mau nggak mau harus bersaing ekstra,” ujarnya.
Anton berharap, pemerintah yang dalam hal ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara agar kembali memperhatikan sektor furnitur ukir Jepara, yang selama ini membawa nama besar Jepara sebagai Kota Ukir.
“Harapannya sih Pemkab kembali memperhatikan kami. Setidaknya seni ukiran Jepara ini kan menjadi ciri khas dari Jepara itu sendiri,” pungkasnya.
JAKARTA - Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus mengatakan bahwa pihaknya tidak menolak kenaikan PPN 12…
JAWA TIMUR - Sebuah bus pariwisata Tirto Agung bernomor polisi S 7607 UW mengalami kecelakaan…
Bagi para pencinta anabul (anak bulu) atau pencinta kucing, pasti tahu bahwa hewan menggemaskan yang…
Sejumlah wilayah di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan terdampak banjir akibat curah hujan yang sangat…
Tim penyidik KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) mendalami ekspor batu bara ke sejumlah negara. Di antaranya…
Bencana banjir melanda ribuan pemukiman warga yang ada di Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat.