Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mantan Menko Polhukam Mahfud MD menilai bahwa media sosial (medsos) saat ini sudah lebih banyak mudharatnya ketimbang sisi positifnya. Hal ini ia rasakan sepanjang menggunakan dan mengamati perilaku akun-akun di media sosial.

“Tidak positif, dalam banyak hal tidak positif,” kata Mahfud MD saat berbincang dengan Deddy Corbuzier di Close The Door, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (27/4).

Memang ada sisi positif yang tidak boleh dinegasikan sebagai masyarakat yang berhubungan dekat dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini. Salah satunya adalah media sosial dalam rangka penyebaran program pemerintah dan kampanye positif lainnya.

“Tapi dalam penyebaran informasi, program-program pemerintah ya positif juga. Ya ada positif ada negatifnya lah. Kita perlu medsos, kalau kita halangi medsos kita halangi kemajuan dan globalisme,” ujarnya.

Namun diakui juga, banyak pelaku media sosial yang menggunakan platform teknologi informasi tersebut secara tidak bijak. Misalnya pelaku politik, tak jarang mereka menggunakan media sosial untuk menyebarkan fitnah dan black campaign.

“Di kalangan kelas menengah itu, orang yg berpolitik bisa menjadikan (medsos) alat untuk membuat fitnah dan berita hoaks dan sebagainya, yang kena (masyarakat) yang bawah yang termakan,” tuturnya.

Sehingga tak berlebihan jika dirinya menganggap media sosial banyak memicu penyakit sosial. Karena masih lemahnya kontrol dan pengawasan dari otoritas terkait dalam menjaring penyebaran informasi yang negatif.

“Tapi juga kadang kala menjadi penyakit medsos itu, merusak. Ya kita terima lah dengan segala poistif dan negatifnya, lalu kita mengajari masyarakat untuk memilah dan memilih, kan gitu kan,” tandasnya.

Kemudian, statemen Mahfud MD tersebut pun disambung oleh Deddy Corbuzier. Ia mengatakan bahwa dirinya juga pelaku media sosial. Sepanjang dirinya menggunakan platform digitaln tersebut, banyak masyarakat yang mengonsumsi mentah-mentah informasi dan berita yang tersebar di sana, tanpa melakukan chack and balances.

“Saya kan selalu mengampanyekan menggunakan media sosial dengan bijaksana. Tapi kadang-kadang yang bijaksana dan penuh tuntutan tidak ditonton orang,” ucap Deddy.

Bahkan untuk kampanye hal-hal positif pun cenderung susah di medsos dengan segala bentuk kebebasannya.

“Itu betul,” timpal Mahfud.