HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Habiburokhman menganggap bahwa kuasa hukum Timnas AMIN, Refly Harun sedang berhalusinasi karena meminta majelis hakim MK memerintahkan agar Pemilu 2024 diulang lagi.

“Sepertinya saudara Refy Harun sedang halusinasi level dewa, karena bicara Pemilu akan diulang,” kata Habiburokhman dalam keterangannya, Minggu (21/4) seperti dikutip Holopis.com.

Apalagi sepanjang perjalanan sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) yang digelar di Mahkamah Konstitusi (MK), jelas tak ada dalil dan fakta satu pun yang menganulir hasil perhitungan suara.

Termasuk juga tuduhan curang. Sepanjang sidang yang sudah berjalan, tak ada satu pun dalil para pemohon dan saksi fakta yang menunjukkan bahwa memang telah terjadi kecurangan yang dituduhkan kepada paslon 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

“Tidak ada secuil pun fakta persidangan yang mendukung tuduhan kecurangan pemilu,” ujarnya.

Apalagi sidang sengketa PHPU yang diajukan oleh para pemohon, baik tim hukum Anies – Imin maupun TPN Ganjar – Mahfud, telah disaksikan oleh jutaan masyarakat Indonesia.

“Pulihan juta rakyat mengikuti jalannya persidangan MK,” tukasnya.

Selain itu, Habiburokhman yang juga anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Gerindra tersebut menekankan bahwa tuduhan politisasi Bansos untuk kepentingan pemenangan Prabowo-Gibran juga tak bisa dibuktikan.

Bahkan ketika Pemohon I (Anies-Imin), maupun Pemohon II (Ganjar-Mahfud) meminta agar menteri Kabinet Indonesia Maju dihadirkan, tak ada yang terbukti bahwa Bansos dipolitisir untuk kepentingan paslon tertentu.

“Justru keterangan 4 menteri yang saling berkesesuaian mematahkan segala tuduhan bahwa bansos dimanfaatkan untuk pemenangan Paslon 02,” tegasnya.

Oleh sebab itu, dalam memandang Refly Harun saat ini, Habiburokhman mengaku sedih, mengapa orang yang berintelektualitas bagus seperti Refly harus kehilangan akal sehatnya karena sedang terjebak posisi partisan kepada Anies-Imin.

“Refly Harun sebenarnya orang cerdas dan baik, tapi posisinya yang partisan membuat dia tidak lagi realistis dan terkesan sekedar mengedepankan ego kelompoknya,” ketuasnya.