HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan, Bambang Soesatyo (Bamsoet) menjelaskan, bahwa Indonesia Emas memiliki 4 pilar utama, yaitu ; sumberdaya manusia unggul, demokrasi yang matang, pemerintahan yang baik, dan keadilan sosial yang merata.
Hal ini disampaikan Bamsoet saat melakukan orasi ilmiah pada wisuda Diploma Tiga, Sarjana, Magister, dan Doktor Universitas Borobudur, di JCC Senayan, Jakarta Pusat , Minggu (21/4).
“Penting disadari, bahwa membangun generasi unggul, mandiri, dan berkarakter, bukanlah semata bersandar pada kompetensi akademik ataupun kemampuan kognitif, melainkan juga harus memiliki pemahaman dan wawasan kebangsaan yang mumpuni,” kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, seperti dikutip Holopis.com.
Apalagi dijelaskan Bamsoet, bahwa Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (BAPPENAS) telah memproyeksikan, bahwa pada era Indonesia emas 2045 nanti, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia mencapai 324,05 juta jiwa, di mana 70 persen di antaranya adalah kelompok usia produktif.
Oleh sebab itu, dengan komposisi demografi tersebut, bangsa Indonesia berada pada puncak bonus demografi, yang harus dikelola dengan baik dan optimal, agar tidak menjadi kemubaziran demografi. Dan itu hanya dapat diraih melalui jika sumberdaya manusia yang dimiliki adalah generasi yang unggul, mandiri, dan berkarakter.
Dalam kesempatan tersebut, Bamsoet yang juga Ketua MPR RI tersebut juga menambahkan, bahwa nilai-nilai kebangsaan tersebut tercermin dari empat pilar MPR RI, yaitu : Pancasila sebagai dasar negara, ideologi dan falsafah bangsa Indonesia; Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sebagai konstitusi negara; Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai wadah dan bentuk negara, dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Lantas, di dalam semangat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 tersebut, perlu diperhatikan serius oleh seluruh elemen bangsa Indonesia, bahwa semua itu tidak lepas dari kesiapan bangsa Indonesia menghadapi pesatnya teknologi informasi.
Hal ini karena saat ini pun di tingkat global, sekitar 5,35 miliar atau lebih dari 66 persen populasi dunia, terhubung ke internet. Sehingga internet yang menjadi trend global meniscayakan dua hal.
“Tingkat penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 79,5 persen. Artinya, sekitar 222 juta masyarakat Indonesia sudah memiliki akses ke internet,” tutur Bamsoet.
Di satu sisi, menciptakan perkembangan dunia tanpa batas. Desa, kampung, kota, bahkan dunia telah terhubung dalam sebuah jaringan. Internet memberikan peluang yang sama untuk berkembang. Di sisi lain, dunia tanpa batas dalam jaringan internet juga meniscayakan hadirnya kompetisi global.
“Untuk itu, generasi muda khususnya mahasiswa, dituntut untuk selalu berpikir inovatif dan kreatif, serta memiliki analytical thinking terhadap data dan informasi. Di masa depan generasi unggul, mandiri, dan berkarakter harus adaptif dengan perkembangan teknologi digital yang mendunia yang semakin tanpa batas,” pungkasnya.