“Kita perlu memperkuat Tupoksi TNI dalam melaksanakan Operasi Teritorial dan Operasi Pengamanan Perbatasan dengan SOP yang lebih responsif sesuai dengan standar penerapan pada kondisi perang,” imbuhnya.
Sebagai bagian dari unser pendeteksi dini ancaman, Simon mengatakan bahwa hal itu tentu saja melekat pada setiap operasi yang informasinya dipergunakan secara taktis dan menyeluruh. Oleh sebab itu, Operasi Pengamanan terhadap sipil harus dilakukan oleh unsur Kepolisian.
“Ini juga peguatannya harus ditingkatkan,” tukasnya.
Terakhir, Simon menyebut bahwa peran peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia) dan infrastruktur penting untuk dilakukan dalam rangka mempersempit ruang gerak teroris Papua tersebut bisa menjalankan misi kejahatannya.
“Hal lain adalah peningkatan kualitas SDM, infrastruktur dan strategi operasi lapangan oleh TNI. Kita tahu bahwa kondisi geografis di Papua memiliki spesifikasi tersendiri. Oleh karenanya untuk meningkatkan efektifitas perlu dipersiapkan SDM, dukungan infrastruktur, sarana dan prasarana dan kelembagaan secara lebih rinci dan terstruktur. Ini membutuhkan sinergi TNI-POLRI dan juga intelijen di lapangan,” pungkas Simon.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa Komandan Koramil (Danramil) 1703-04/Aradide Letda Inf Oktovianus Sogarlay (OS) telah meninggal dunia akibat aksi penyerangan dan penembakan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Penyerangan dan penembakan terjadi di daerah Pasir Putih, Distrik Aradide, Kabupaten Paniai, Papua Tengah pada Kamis (11/4).
“Para pelaku penyerangan dan penembakan ini adalah gerombolan OPM,” kata Kapendam XVII/Cendrawasih Letkol Inf Candra Kurniawan dalam keterangannya, Jumat (12/4).
Kronologi bermula pada Rabu (10/4) sore, OS keluar dari Makoramil 1703-4/Aradide. Namun hingga Kamis (11/4) ia tidak kunjung kembali. Pencarian kemudian dilakukan dan OS ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa akibat serangan dan tembakan. Selain tembakan, hasil autopsi menunjukkan korban juga diparang pada bagian kepala serta tangan.