HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mantan Menteri Agama Republik Indonesia, Habib Muhammad Quraish Shihab menyampaikan bahwa dirinya kurang setuju dengan makna lebaran adalah hari kemenangan.
“Lebaran wajar dirayakan dengan bergembira, namun jangan menjadikan diri berleha-leha. Maka, kurang tepat Idulfitri dimaknai dengan hari kemenangan,” kata Habib Qurasih Shihab dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (11/4).
Sebab kata dia, Ramadan bukan berakhirnya sebagai pertarungan hidup, melainkan sepanjang hidup adalah perjuangan. Perjuangan melawan semua aspek dan tindak laku negatif, yang kemudian ia maknai sebagai perilaku setan.
Dan perjuangan besar di dalam kehidupan tersebut harus dilakukan sepanjang hidup hingga menghembuskan nafas terakhir.
“Karena selesainya Ramadhan hanya berakhirnya satu pertempuran, padahal hidup merupakan perjuangan melawan setan hingga akhir hayat,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia mengajak semua umat Islam untuk menjadikan momentum hari raya idulfitri sebagai bagian dari semangat untuk semakin berperilaku dan bersikap positif.
Bahkan di momentum idulfitri, ia pun mengajak kepada semua manusia untuk bisa saling maaf memaafkan antar sesama manusia, khususnya antar sesama umat Islam.
“Idulfitri menanamkan rasa optimis akan segala harapan baik, serta menjadikan hati semakin lapang, karena meminta maaf dan semakin luas untuk menerima maaf,” pungkasnya.