HOLOPIS.COM, JAKARTA – Jumlah korban akibat gempa dahsyat 7.2 magnitudo di Taiwan terus meningkat. Kali ini, diketahui sebanyak 9 orang dinyatakan meninggal dan 1.000 orang luka-luka.
Tak hanya itu, dari jumlah tersebut juga termasuk beserta karyawan hotel yang dinyatakan hilang saat bencana gempa terjadi.
Seorang warga bernama Yu mengatakan bahwa gempa yang terjadi sangat menyeramkan. Ia bahkan tidak berani untuk tidur di dalam rumah.
Baca juga :
- Dewan Pertahanan Nasional: Langkah Strategis Prabowo untuk Melindungi Bangsa
- Dualisme PWI Masih Lanjut, Dewan Pers Ogah Hadiri HPN 2025
- HTI Tak Peduli soal Kemerdekaan Palestina !
- Dasco Merasa Ada Menteri yang Sudah Kurang Seirama dengan Presiden
- Donald Trump Resmi Larang Atlet Transgender Ikut Kompetisi Khusus Perempuan
“Gempa susulannya sangat mengerikan. Tidak henti-hentinya. Saya tidak berani tidur di dalam rumah,” kata Yu kepada awak media, dikutip Holopis.com, Kamis (4/4).
Gempa ini merupakan gempa terdahsyat di Taiwan dalam 25 tahun terakhir. Guncangan terasa pukul 8 pagi saat masyarakat sedang sibuk beraktivitas.
Meskipun angka korban meningkat, tim penyelamat terus berhasil menemukan orang yang hilang secara perlahan.
Sebuah helikopter sudah berhasil menyelamatkan enam orang yang terjebak di area pertambangan. Jalur kereta pun sudah mulai di buka pada hari ini, meskipun satu stasiun di kota Hualien masih ditutup karena kerusakan.
Sebagai informasi, ini adalah gempa terbesar di Taiwan sejak gempa berkekuatan 7.6 skala richter yang terjadi pada tahun 1999. Gempa tersebut menewaskan sekitar 2.400 orang dan menghancurkan 50.000 bangunan yang ada di sana.
Pejabat cuaca Taiwan mengatakan bahwa intensitas gempa bumi yang terjadi kemarin adalah jenis gempa yang sangat kuat. Di mana dinding yang terbuat dari beton bertulang akan runtuh, dan orang tidak bisa berdiri tegak hingga harus merangkak.