HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tidur merupakan salah satu aspek penting dalam menjalani ibadah puasa Ramadan yang penuh berkah. Bahkan tidur saat berpuasa juga bernilai hukum sunnah, asalkan bukan ditujukan untuk bermalas-malasan.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan pentingnya tidur saat puasa Ramadan berdasarkan dalil-dalil yang ada, serta memberikan wawasan tentang seputar istirahat dan perbuatan baik yang bernilai ibadah.
Dalil tentang pentingnya tidur saat puasa Ramadan didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang menyatakan:
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ
Artinya : Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni. (HR Baihaqi).
Tidur saat berpuasa Ramadan memiliki makna dan manfaat yang mendalam. Selain sebagai istirahat fisik, tidur juga membantu menjaga kesehatan tubuh dan memperkuat kesabaran dalam menahan lapar dan haus selama berpuasa. Rasulullah SAW juga mencontohkan tidur sebagai bagian dari ibadah puasa yang seimbang dan teratur.
Namun demikian, jangan sampai hadist ini menjadi pembenaran untuk bersikap malas-malasan dan banyak tidur saat menjalankan puasa di bulan Ramadan. Padahal pemikiran demikian tidaklah benar, sebab salah satu adab dalam menjalankan puasa adalah tidak memperbanyak tidur pada saat siang hari.
Perbuatan Baik dan Istirahat yang Bernilai Ibadah
Selain tidur, ada banyak perbuatan baik lainnya yang bernilai ibadah dan pahalanya meningkat saat berpuasa Ramadan. Beberapa di antaranya adalah:
1. Membaca Al-Quran:
Membaca dan merenungkan ayat-ayat Al-Quran merupakan amalan yang sangat dianjurkan saat bulan Ramadan. Setiap huruf yang dibaca mendatangkan pahala besar, dan kesempatan untuk mendapatkan keberkahan Al-Quran meningkat di bulan suci ini.
2. Berdoa dan Berzikir:
Memperbanyak doa, dzikir, dan munajat kepada Allah SWT adalah amalan yang dianjurkan saat berpuasa Ramadan. Ini adalah waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan memohon ampunan serta berkah-Nya.
3. Memberi Sedekah:
Memberi sedekah kepada yang membutuhkan juga merupakan perbuatan baik yang bernilai ibadah. Membantu sesama manusia dalam kebutuhannya adalah salah satu cara untuk mendapatkan keberkahan dan ridha Allah SWT.
4. Menjaga Akhlak dan Meningkatkan Kebaikan:
Bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki akhlak dan meningkatkan perbuatan baik. Menahan diri dari perbuatan buruk, mengendalikan emosi, dan meningkatkan kebaikan dalam berinteraksi dengan sesama manusia adalah amalan yang sangat dianjurkan.
5. Bekerja
Jangan salah, bekerja juga memiliki nilai ibadah dan berdampak pahala bagi yang menjalankannya. Hal ini berlaku bagi pekerjaan yang tidak bertentangan dengan syariat agama Islam. Apalagi jika pekerjaan itu juga diniatkan untuk mencari Ridha Allah SWT, sekaligus bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga khususnya anak dan istri.
Dalil tentang keutamaan bekerja adalah surah At-Taubah ayat 105 berbunyi:
وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya : Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.
Dengan menjalankan perbuatan baik dan istirahat yang seimbang selama bulan Ramadan, umat Muslim dapat memperoleh keberkahan dan pahala yang melimpah dari Allah SWT.
Selain itu, dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan menjalankan perbuatan baik yang dianjurkan, kita dapat meraih manfaat spiritual dan kesejahteraan secara menyeluruh di bulan Ramadan yang penuh berkah ini. Semoga amalan baik di bulan suci Ramadan kita tahun ini diterima oleh Allah SWT dan menjadikan Ramadan kita sebagi ramadan yang mubarokah. Amin.