HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengaku bahwa partainya merasa sangat menyesal sudah pernah mengusung Gibran Rakabuming Raka menjadi Walikota Solo dalam Pilkada tahun 2020 lalu.
Hal ini disampaikan pasca mengetahui Gibran justru menang sebagai Cawapres di Pilpres 2024 bersama Prabowo Subianto. Padahal seharusnya, Gibran membela capres-cawapres yang diusung oleh PDIP, karena putra sulung Jokowi tersebut adalah kadernya.
“Ya kami jujur saja khilaf ketika dulu ikut mencalonkan Gibran, karena kami juga di sisi lain memang mengakui terhadap kemajuan yang dilakukan Pak Jokowi,” kata Hasto dalam acara diskusi bertajuk ‘Sing Waras Sing Menang’, Sabtu (30/3) seperti dikutip Holopis.com.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa Gibran Rakabuming Raka sempat diajak bertemu dengan Puan Maharani saat masih dalam bursa bakal pencalonan Presiden dan Wakil Presiden 2024. Sayangnya, pada akhirnya Gibran justru lebih memilih menjadi Cawapres Prabowo Subianto ketimbang diusung dan maju dari PDIP yang kala itu sudah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai Capres.
Hingga proses pemilu berlangsung, Prabowo Gibran sebagai paslon nomor urut 02 justru mendapatkan suara tertinggi. Bahkan, keduanya menang di 36 Provinsi di Indonesia dengan perolehan suara 96.214.691 suara dari total 164.227.475 suara yang direkap oleh KPU di tingkat nasional.
Sementarasuara tertinggi kedua diraih oleh paslon 01 Anies Baswedan yang berpasangan dengan Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan perolehan suara 40.971.906 dan menang di 2 Provinsi, yakni Aceh dan Sumatera Barat.
Sayangnya, paslon nomor urut 03 yakni Ganjar Pranowo dan Prof Mahfud MD yang notabane diusung oleh PDIP bersama PPP, Hanura dan Perindo hanya mampu mendulang 27.040.878 suara saja, tanpa mendapatkan kemenangan di 1 provinsi pun.