HOLOPIS.COM, JAKARTA – Penasihat Partai Gerindra, Muhammad Syafi’i alias Romo Syafii menawarkan rekonsiliasi usai pelaksanaan Pilpres 2024. Hal ini disampaikannya karena sudah menjadi salah satu di antara cita-cita luhur dalam demokrasi adalah fraternity (persaudaraan).

“Setiap orang bisa saja berbeda menanggapi hasil Pilpres, itu adalah hak politiknya. Tapi persaudaraan dalam politik harus diutamakan,” kata Romo Syafii dalam keterangannya seperti dikutip Holopis.com, Jumat (29/3).

Baginya, pilpres adalah sebuah momentum perjuangan bersama untuk menuju persatuan dan kesatuan. Jangan sampai karena perbedaan pilihan politik menjadikan semua pihak saling bermusuhan.

“Rekonsiliasi merupakan implementasi dari nilai dasar persaudaraan tersebut. Dalam sejarah, banyak sekali peristiwa politik yang dapat dijadikan referensi rekonsiliasi,” ujarnya.

Persoalan dinamika politik sebenarnya tidak hanya terjadi saat ini saja. Romo Syafii juga menegaskan bahwa hal itu pun pernah terjadi di era Khulafaur Rasyidin. Namun pasca perbedaan pilihan politik tak membuat mereka harus saling bermusuhan.

“Dinamika politik Islam pasca wafatnya Rasulullah Muhammad SAW menunjukkan terjadi perbedaan pendapat terjadi antar sahabat yang terbelah menjadi dua kelompok. Ada kelompok yang menerima Abu Bakar sebagai khalifah dan ada pula kelompok yang menolak. Demikian pula dalam dinamika politik Pilpres di Amerika misalnya,” imbuhnya.

Menurut Romo Syafii, dua kali Pilpres sebelumnya polarisasi politik pascapilpres diwarnai dengan politik identitas yang sangat keras, terutama pada pilpres tahun 2014. Namun pada Pilpres 2019 Prabowo memilih bergabung dengan kabinet Presiden Jokowi karena menyadari rekonsiliasi sangat penting dalam membangun bangsa.

“Agama sering dipolitisasi pada saat Pilpres melalui berbagai identitas dan aktivitas keagamaan. Agama juga digunakan untuk memenangkan Pilpres. Politik identitas ini dalam demokrasi bisa saja, bukan masalah. Namun menyebut satu calon dari satu perwakilan agama, ini yang keliru karena dapat menimbulkan kekerasan dalam dinamika keagamaan. Kekalahan Pilpres bisa dianggap menjadi kekalahan satu agama,” tuturnya.

Salah satu anggota Presidium Majelis Nasional KAHMI (Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam) ini pun menegaskan bahwa Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih hasil real count KPU juga memiliki semangat itu, bahwa rekonsiliasi adalah jalan perjuangan untuk mewujudkan Indonesia lebih baik lagi.

“Prabowo Subianto sebagai Capres pemenang hasil penetapan KPU dalam Pilpres 2024 memilih jalan Rekonsiliasi. Semua dirangkul baik-baik oleh Prabowo, diajak bersama-sama untuk membangun bangsa Indonesia ke depan,” tambah Romo Syafii.

Romo Syafii juga menjelaskan, rekonsiliasi harus menjadi kesadaran dan kebutuhan semua pihak. Karena dengan semangat rekonsiliasi ini, semua pihak bisa berperan aktif untuk membangun Indonesia melalui jalur dan cara masing-masing.

“Rekonsiliasi ini kebutuhan kita semua, ini kebutuhan bangsa agar kita bisa lebih maksimal bekerja membangun bangsa. Namun rekonsiliasi pertama-tama memang harus dimulai dari para elitenya terlebih dahulu. Kalau elitenya menyadari pentingnya rekonsiliasi ini sangat dibutuhkan dalam memajukan Indonesia, rakyat juga yang akan mendapatkan keuntungan dan manfaat dari rekonsiliasi politik tersebut,” tukasnya.

Semangat rekonsiliasi ini juga mendapatkan momentum yang sangat baik, di mana berlangsung pula bulan Suci Ramadan 1445 H. Ia berharap dengan momentum mulia ini, semua pihak bisa memiliki perspektif yang sama.

“Apalagi ini momentum bulan Ramadhan dan Idul Fithri nanti. Ini waktu yang sangat tepat dan baik untuk rekonsiliasi,” tegasnya.

Bangga dengan Prabowo

Lebih lanjut, secara pribadi, Anggota Badan Pengkajian MPR RI ini mengaku bangga dengan Prabowo yang mengambil jalan rekonsiliasi politik melalui berbagai safari dan silaturahmi dengan tokoh-tokoh penting politik nasional yang terlibat dalam Pilpres lalu.

“Prabowo sudah menunjukkan keteladanan dan sikap kenegarawanan yang tinggi bagi kita dalam aktivitas politik. Ini modal yang sangat dibutuhkan untuk memajukan bangsa Indonesia yang kaya raya ini” tutupnya.