HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus eks Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai bahwa Pemilu 2024 telah berlangsung dengan curang yang bersifat TSM (terstruktur, sistematis, dan masif).

“Pilres ini telah curang secara terstruktur, sistematis dan masif,” kata Din dalam mimbar rakyat yang diselenggarakan oleh Gerakan Penegak Kedaulatan Rakyat di patung kuda Arjuna Wiwaha, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (28/3) seperti dikutip Holopis.com.

Oleh sebab itu menurut Din, perlu ada gelombang perlawanan yang masif dari masyarakat. Salah satunya adalah dengan gerakan masyarakat super besar di kegiatan May Day (1 Mei 2024) atau Hari Buruh mendatang.

“Maka 1 Mei akan turun seluruh elemen, dan diharapkan ikut serta,” ujarnya.

Agenda gerakan sosial tersebut menurut Din akan dikomando oleh elemen buruh yang pro dengan gerakannya, yakni AASB (Aliansi Aksi Sejuta Buruh) yang mana di dalamnya ada Jumhur Hidayat dari SPSI, Sunarti dari SBSI 1992, hingga Daeng Wahidin dari PPMI.

“Biarlah lini sektor yang melaksanakan AASB,” jelasnya.

Baginya, ada dua momentum besar yang bisa dijalankan untuk menjadi puncak gelombang perlawanan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Yakni 1 Mei Hari Buruh, dan 2 Mei yakni Hari Pendidikan Nasional.

“Kita tunggu pengumuman dari kawan buruh 1 Mei 2024 ini, mahasiswa yang ingin independen ingin memanfaatkan momentum 2 Mei hari pendidikan nasional sebagai hari bersejarah, silakan digabung,” serunya.

Seruan gerakan sosial secara besar-besaran ini disampaikan Din sebagai bagian dari upaya kontrol sosial dan politik masyarakat kepada rezim pemerintahan saat ini.

“Ini perjuangan kita jangka pendek, kita tidak berhenti dengan jatuhnya rezim dan pemerintahan baru yang konstitusional,” terangnya.

Bahkan, Din yang juga presidium KAMI (Komite Aksi Menyelamatkan Indonesia) tersebut pun menyatakan bahwa ia siap mewakafkan diri untuk memimpin gerakan demonstrasi tersebut.

“Saya menyediakan diri untuk gerakan jangka panjang, jaga stamina jaga kebersamaan. Dalam kondisi sekarang selalu ada penyusup,” pungkasnya.