HOLOPIS.COM, JAKARTA – China mengeluarkan kebijakan yang melarang chipset komputer dan server milik pemerintah, menggunakan chipset dari Intel dan AMD yang merupakan buatan Amerika Serikat.
Hal tersebut, merupakan bagian dari upaya pemerintah China untuk menggunakan sistem operasi dan software database buatan lokal menggantikan buatan asing seperti sistem operasi Microsoft Windows.
Kebijakan ini, diumumkan oleh Kementerian Keuangan China dan Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China pada 26 Desember.
Setelah itu, Pusat Evaluasi Keamanan Teknologi Informasi China merilis daftar prosesor dan sistem operasi buatan China yang aman dan andal.
Dikutip Holopis.com dari Financial Times, Selasa (26/3) ada 18 prosesor yang disetujui untuk digunakan oleh pemerintah China. Antara lain, chip buatan Huawei dan Phytium.
Prosesor tersebut merupakan buatan China, yang dibuat menggunakan arsitektur seperti x86 dan Arm, serta sistem operasinya berasal dari Linux.
Nantinya, kebijakan ini akan berlaku untuk badan pemerintahan dan organisasi partai di atas tingkat kota yang diminta untuk mempertimbangkan prosesor dan sistem operasi yang aman dan andal saat melakukan pengadaan.
Kebijakan pengadaan baru ini merupakan strategi nasional untuk swasembada teknologi di sektor militer, pemerintah, dan negara.
Dengan strategi yang dikenal dengan nama ‘xinchuang’ ini, China ingin melepaskan diri dari teknologi asing dan beralih ke teknologi lokal pada tahun 2027.
Untuk itu, jika Intel dan AMD bisa kembali digunakan harus mendaftar ke pemerintah China agar dimasukkan ke dalam daftar prosesor yang disetujui. Tapi, untuk proses tersebut membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Karena, chip buatan asing yang ingin dievaluasi harus memberikan dokumentasi riset dan pengembangan serta kode produk secara penuh.
Pemerintah China juga menerapkan beberap kriteria seperti tingkat desain, serta produksi dan pengembangan yang dilakukan di China.