HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengingatkan, bahwa inflasi pangan bisa menggerus daya beli masyarakat, khususnya kelas bawah.
Namun menurutnya, inflasi di Indonesia masih terbilang relatif terjaga baik atau rendah. Ia menyebut, realisasi inflasi secara year to date (YTD) sampai saat ini masih terjaga di 0,41%, atau 2,75% secara tahunan atau year on year (yoy).
Dari angka tersebut, core inflation atau inflasi inti dikatakan Sri Mulyani masih stabil di level 1,68%, dengan administered price sebesar 1,67%.
“Jadi semuanya masih rendah dan stabil di bawah,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Maret 2024, Senin (25/3) yang dikutip Holopis.com.
Sementara itu, Bendahara Negara itu mengungkapkan kontribusi inflasi yang mengalami kenaikan pada Februari 2024 atau saat bulan suci Ramadan, yaitu volatile food, utamanya harga beras.
Meski harga beras pada Maret 2024 mulai melandai, namun beberapa komoditas jelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran nampak mengalami kenaikan, antara lain telur ayam, minyak goreng, bawang putih, gula pasir, dan daging sapi.
“Nah, ini perlu kita waspadai karena inflasi terutama dari harga pangan langsung mempengaruhi pada daya beli masyakat, khususnya kelas bawah,” jelasnya.
Untuk itu, Sri Mulyani mengatakan bahwa pihaknya di pemerintahan akan melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi hal tersebut, salah satunya dari sisi kebijakan fiskal.
“APBN akan mendukung kementerian dan lembaga untuk menstabilkan harga supaya mayarakat dapat affordable terhadap harga pangan tersebut,” tandas Sri Mulyani.