HOLOPIS.COM, JAKARTA – Masih ingat dengan kabar meninggalnya influencer sekaligus pebisnis muda Stevie Agnecya yang meninggal dunia pada hari Kamis (21/3) malam kemarin. Di mana sebelum meninggal dunia, ia dikabarkan sering mendapatkan serangan dan teror santet dari salah satu perempuan yang tidak suka dengannya tanpa alasan yang jelas.
Dalam sebuah unggahan di akun TikTok pribadinya, Stevie pernah menunjukkan hasil rongent yang cukup mengerikan. Di mana ada benda asing yang bersarang di dalam tubuhnya. Padahal, ia merasa tak pernah memasang spiral ataupun susuk ke dalam tubuhnya. Bahkan ia juga sering bermimpi buruk, sehingga ia pun mengidentifikasi jika dirinya terkena santet.
@steviagnecya15 #santet #2023 #fyp #viral #hamil #perempuan
♬ suara asli – Eksmud????✨ – Eksmud | self development ????✨
Nah, apakah benar santet itu ada, lalu mengapa orang sampai harus melakukan santet atau teluh untuk melakukan serangan non fisik dan non medis kepada orang lain semacam itu?.
Sobat Holopis, di dalam dunia spiritualitas yang kaya akan kepercayaan dan mitos, salah satu topik yang sering kali menarik perhatian adalah fenomena santet. Santet seringkali dianggap sebagai praktik sihir yang digunakan untuk mencelakai atau merugikan seseorang secara gaib. Namun, apakah sebenarnya santet itu, kenapa orang menggunakannya, dan adakah bukti konkret atas keberadaannya?
Apa Itu Santet?
Santet adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut praktik keilmuan gaib atau sihir yang dipercaya dapat memberikan efek negatif kepada targetnya. Praktik ini sering kali dikaitkan dengan budaya mistis di berbagai daerah di Indonesia, meskipun istilah dan konsep serupa juga ada di berbagai belahan dunia. Di kawasan Afrika Barat, metode santet disebut dengan istilah Voodoo.
Kenapa Orang Menggunakan Santet?
Motif di balik penggunaan santet bisa bermacam-macam. Beberapa orang mungkin menggunakan santet sebagai sarana untuk membalas dendam atau merugikan orang lain yang dianggap sebagai musuh. Ada pula yang memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan tertentu seperti memenangkan persaingan bisnis atau mendapatkan kekayaan secara instan.
Benarkah Santet Ada?
Pertanyaan ini seringkali menjadi polemik. Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan mengenai keberadaan santet, banyak orang tetap mempercayainya berdasarkan pengalaman pribadi atau cerita dari orang lain. Namun demikian, tidak ada bukti konkret yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah terkait dengan praktik maupun teknis pelaksanaan santet.
Namun secara umum dan menjadi stereotipe banyak masyarakat, teknik-teknik santet dapat bervariasi tergantung pada kepercayaan dan tradisi lokal. Beberapa teknik yang umum dilakukan antara lain menggunakan benda-benda berenergi negatif, seperti jarum atau boneka voodoo, atau melakukan mantra-mantra tertentu yang dimasukkan ke dalam tubuh target dengan metode gaib yang bertujuan untuk merugikan seseorang.
Dampak Santet dan Motif Pelakunya
Dampak dari santet bisa sangat beragam. Beberapa kalangan memercayai bahwa dampaknya bisa mulai dari kerugian finansial, kesehatan yang memburuk, hingga kematian. Motif pelaku santet juga bervariasi, mulai dari dendam pribadi, keinginan untuk mendapatkan kekuasaan atau keuntungan materiil, hingga sekadar keisengan yang tidak bertanggung jawab.
Mengatasi dan Menangkal Santet Menurut Ajaran Islam
Dalam ajaran Islam, santet atau sihir dianggap sebagai perbuatan tercela yang dilarang keras. Islam mengajarkan untuk selalu bersandar pada Allah SWT dan memohon perlindungan-Nya dari segala bentuk kejahatan gaib. Berdoa, membaca ayat-ayat suci Al-Quran, dan memperkuat iman serta keimanan kepada Allah SWT merupakan langkah-langkah penting dalam mengatasi dan menangkal santet. Cara ini juga bisa dilakukan untuk umat agama lain dengan tetap menyesuaikan kaidah dan ajaran masing-masing.
Sobat Holopis, santet adalah fenomena yang masih menyisakan misteri di tengah-tengah masyarakat. Meskipun tidak ada bukti konkret yang menegaskan keberadaannya, namun kepercayaan dan dampak yang ditimbulkan oleh praktik ini tetap menjadi perhatian banyak orang.
Sebagai masyarakat yang cerdas dan berakhlak, penting bagi kita untuk selalu berpegang pada nilai-nilai kebaikan, menjauhi segala bentuk kejahatan, serta senantiasa memohon perlindungan dari Yang Maha Kuasa.