HOLOPIS.COM, JAKARTA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak mau menuruti permohonan Presiden AS Joe Biden untuk membatalkan rencana mereka untuk menyerang Rafah dari darat. Mengingat Rafah merupakan tempat perlindungan terakhir di Gaza.
“Kami bertekad untuk menyelesaikan eliminasi batalion-batalion di Rafah, dan tidak ada acara untuk melakukannya kecuali dengan operasi militer darat,” kata Netanyahu, dikutip Holopis.com, Rabu (20/3).
Sebelumnya, Joe Biden dan Benjamin Netanyahu dikabarkan saling berbicara melalui telepon pada hari Senin (18/3) lalu. Menurut Gedung Putih, menyerang Rafah adalah sebuah kesalahan.
Amerika Serikat beranggapan bahwa Israel bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cara-cara yang berbeda. Sementara itu, pejabat AS dan Israel direncanakan akan bertemu di depan Washington untuk membahas operasi militer, mengingat saat ini kelaparan di Gaza semakin mengkhawatirkan.
AS diketahui terus melakukan usaha agar mendorong gencatan senjata di Palestina. Usaha pelepasan sandera juga terus di lakukan, hingga berencana untuk memberikan bantuan bagi masyarakat Palestina yang kelaparan.
Israel Terus Menyerang Palestina Meskipun Kelaparan Melanda
Israel pun terus menerima desakan dan kritikan dari dunia internasional karena tak juga melakukan gencatan senjata di saat masyarakat muslim sedang menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadan.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan bahwa satu dari tiga anak di bawah usia dua tahun di Gaza saat ini sudah mengalami kekurangan gizi akut.
“Satu dari tiga anak di bawah usia dua tahun di Gaza utara kini mengalami kekurangan gizi akut, sehingga memberikan tekanan lebih besar pada Israel atas bencana kelaparan yang akan terjadi,” demikian pernyataan dari Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Sekedar mengingatkan kembali, upaya agar Israel melakukan gencatan senjata sudah berulang kali dicoba oleh dunia internasional sebelum memasuki bulan suci Ramadan.
Namun Israel terus mengelak dan menolak tawaran atau jalan keluar dari dunia internasional.